17 Mei 2015

Selamat Hari Buku Nasional, Teman!

Selamat Hari Buku Nasional!

Yap, buat yang belum tahu, tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional pada saat peresmian Perpustakaan Nasional di Jakarta tanggal 17 Mei 1980 silam. #thanksGoogle #plaks

Jadi, apa harapanmu di Hari Buku Nasional ini?

Kalau saya pribadi sih harapannya:

1. Harga buku yang lebih terjangkau. Ini penting banget. Bagaimana bisa menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia kalau harga buku saja bikin mikir seratus kali buat dibeli? Saya harap ada campur tangan pemerintah di sini. Dengar-dengar sih, harga buku yang mahal disebabkan berbagai pajak yang dikenakan, terutama pajak penulis yang sangat tinggi. Coba pikir, penulis hanya mendapatkan royalti sebesar 10-15% dari harga buku. Dari royalti yang cuma segitu, penulis juga dikenai pajak sebesar 15% bagi yang memiliki NPWP, dan 30% bagi yang tidak memiliki NPWP (sumber). Kalau harga buku diturunkan, kasihan penulisnya, apalagi kalau bukunya nggak best seller-best seller banget. Wahai pemerintah, tulung pikirin caranya dong agar harga buku tetap terjangkau tapi juga tetap menguntungkan penulis. Please.

2. Orang tua agar berperan dalam menumbuhkan minat baca putra-putrinya. Di luar negeri, orang tua biasanya secara rutin membacakan buku/dongeng bagi anak-anaknya saat menjelang tidur. Jadi, ayah dan bunda nggak hanya sekadar ngomong, "Sudah dunia dalam berita, ayo anak-anak pada tidur!" #terGenerasi90an #bakarKTP

3. Perpustakaan publik dan perpustakaan sekolah agar mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Maap, lagi-lagi ngarep dari pemerintah. Hehe. Peace ya Pak, Bu, maklum, saya ini cuma rakyat ketjil yang dikit-dikit ngarep dari kalian-kalian. ^^

4. Semakin banyak penulis lokal yang menghasilkan karya berkualitas. Udah kelihatan sih, akhir-akhir ini genre buku fiksi karya penulis dalam negeri semakin beragam dan tentunya berkualitas. Nggak kayak sebelum-sebelumnya, apa-apa jadi buku. Twitter jadi buku. Blog jadi buku. Kan miris ya, kalau denger komentar sesama pembaca misalnya gini, "Daku males, Bang, baca buku lokal. Isinya gitu-gitu doang. Daku lebih senang buku impor atau terjemahan." *toss* #eh #abaikan

5. Semakin banyak komunitas pencinta buku di Indonesia, yang memiliki tujuan merangkul para pembaca serta menumbuhkan minat baca bagi orang-orang terdekat (peluk-cium si Bebi). Sejujurnya, dari berbagai komunitas komunitas online maupun offline yang saya ikuti, komunitas bukulah yang isinya paling beradab (maaf ini pengalaman pribadi). Anggota pencinta buku umumnya santun dalam mengungkapkan pendapat. Saat berbeda pendapat pun, adu argumennya cantik (seperti Hayati... *benerin maskara*). Nggak pernah ada tuh yang ngabsenin nama-nama penghuni bonbin kalo kebetulan lagi 'berantem'.

Okeh, itulah harapan terbesar saya bagi dunia perbukuan di Indonesia saat ini. Dan berhubung Divisi Event BBI memerintahkan (buset) agar menyertakan foto buku-buku karya penulis lokal dari rak buku pribadi dalam postingan ini, maka ini dia, foto sebagian dari koleksi pribadi saya (tolong itu sepreinya diabaikan saja).





Maaf foto yang terakhir agak kabur karena motonya dari hape. Ceritanya pas lagi asyik ngambil foto, kamera saya keburu mati karena lupa dicas. Jadilah foto terakhir diambil dari hape. #dibahas #penting

Kelihatan kan, kalau sebagian besar novel-novel lokal koleksi saya adalah romance. Kalau rajin mengunjungi blog ini pasti tahu kalau saya cenderung menyukai romance (walau secara umum saya pelahap segala jenis genre). Untuk nonfiksi, saya cenderung menyukai buku-buku traveling.

Oke deh, cukup sekian postingan spesial untuk Hari Buku Nasional kali ini. Sebagai penutup, saya ingin mengulang pertanyaan saya sebelumnya:

"Apa harapanmu di Hari Buku Nasional ini?"

Hayu share sama saya. ;)

16 komentar:

  1. Itu mana koleksi mana timbunan, paann?? Eh itu kok ada WS. Rendra? Timbunan pastiiii... #hibahinsinih ;O)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk. Mbak Lila suka W.S. Rendra? Aku coba baca buku itu tapi agak berat menyerapnya. Aku memang #otakteflon
      Aku siap menghibahkan deh kalau memang berminat. ;)

      Hapus
  2. Yoii Kang Opan liverpudlian juga. #salahfokus

    Pokoknya setuju dengan poin pertama Kang O.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak juga, Stev. Aku gak gitu suka bola sih. XD

      Hapus
  3. Harapannya..., bukuku naik cetak di cetakan kedua. Hehehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamin...
      Oh ya, judulnya apa, Vindy?

      Hapus
    2. Judulnya, Ikunenmo, Hasrat Terdalam, dan Pelukan yang Tak Lagi Ada. :D
      By the way, aku ikut berpartisipasi memeriahkan Hari Buku Nasional dengan menulis lima buku favorit versiku. Mungkin bisa jadi referensi bacaan kamu lainnya. hihihi...
      Lima Judul Buku yang Membuatku Jatuh Cinta

      Semoga buku-buku di Indonesia makin berkualitas dan imajinasinya makin berkembang! Yeaaay!

      Hapus
    3. Huess. Banyak juga bukumu yang sudah terbit. Sukses ya buat karya-karyanya. :D

      Hapus
    4. Terima kasih, Yovano. :) Ini juga sedang bangkit dari vacum setahun lebih. Huhuhu...

      Hapus
  4. Aku setuju untuk penurunan harga buku. Tapi susah juga sih, karena pasti berkaitan dengan harga cetak, distribusi buku dan sebagainya. Harga ebook aja kali ya yang dibuat murah, tapi nanti buku cetak gak laku *dilematis

    Mungkin lebih ke perpustakaan, ya. Taman baca juga, boleh. Pengin ada tempat umum yang enak buat baca, duduk-duduk santai. Belum nemu yang bener-bener pas XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga membayangkan ada tempat umum yang asyik buat baca-baca, Chei. :')

      Hapus
  5. Entah kenapa aku harus ke sini. Aku cuma mau bilang, gas dan beras habis. Jangan lupa transfer ya, Kang! Ingat anakmu...

    BalasHapus
  6. Setuju, buku murah plus obralnya jangan di Jakarta melulu dong *protes keras

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iyaaa. Sering emang obral buku, tapi di sono aja...*tunjuk peta kota-kota besar*. Kami di pelosok boro2 obral. Harga buku aja muahal. T.T *tapi kok bisa nimbun ya?* #kaburcantik

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top