11 Jan 2016

Meet Lame - Christian Simamora

Judul: Meet Lame
Penulis: Christian Simamora
Penerbit: Twigora
Cetakan: I, November 2015
Tebal: viii + 296 hlm.
ISBN: 9786027036246

Sinopsis:
Dear all,

Saat ini, aku sedang terlibat perasaan dengan dua orang cowok sekaligus.

JANIEL...
Bahkan sampai detik ini pun, Janiel masih belum ada tanda-tanda ngeh mengenai betapa patah hatinya aku karenanya. Yah, aku memang nggak ada rencana untuk memberi tahu sih—buat apa juga? Memangnya situasi bakal berubah? Memangnya Janiel punya perasaan terpendam juga padaku sehingga pernyataan cintaku itu mendorongnya untuk memutuskan Putri dan memacariku?

DANIEL...
Hari itu, di hari perpisahan itu, aku melakukan sesuatu yang percuma juga untuk aku sesali. Daniel Kelvin Vincensius—itu nama panjangnya—mencuri ciuman dan keperawananku pada hari yang sama. Meninggalkan Indonesia beberapa jam kemudian. Membiarkan aku bertanya-tanya tentang arti kebersamaan singkat itu selama bertahun-tahun... sampai akhirnya aku capek sendiri.

JANIEL atau DANIEL?
Atau lebih baik nggak dua-duanya saja? Aku lagi nggak kepengen bermain-main dengan perasaan dan kebahagiaanku sendiri. Apalagi karena kamu dan aku sama-sama tahu: love hurts, love gives you pain.

You know what... FUCK LOVE! Maybe this is for the best. Sekian dan terima kasih.


Tertanda,

AKU YANG LAGI STRES SENDIRI

Alkisah, ada sebuah aplikasi android bernama Wattpad. Wattpad memungkinkan penggunanya menulis cerita, genre apa saja, dan membaginya keseluruh pengguna Wattpad yang lain, secara gratis. Beberapa cerita di Wattpad begitu terkenal dan disukai banyak pembaca, sehingga tinggal perkara waktu saja sebelum cerita tersebut menjelma dari sebuah novel digital yang tadinya hanya dapat dibaca melalui perangkat smartphone atau komputer, menjadi sebuah novel konvensional lengkap dengan kertas yang bisa dielus dan dicium-cium. #abaikan

Meet Lame adalah salah satu cerita dari Wattpad yang mendapat kesempatan untuk bertansformasi menjadi sebuah novel cetak tersebut. Sebagai penggemar karya Christian Simamora, sebenarnya saya merasa agak malu karena terlambat mengetahui bahwa Meet Lame akan (oke, sudah) dicetak. Saya justru mengetahuinya saat sedang menikmati libur akhir tahun di kampung halaman. Kala itu saya sedang asyik menyusuri rak toko buku Gramedia Manado dan betapa terkejutnya saya ketika melihat sebuah novel ber-cover kece yang judulnya: Meet Lame! Wah, pantas saja novel ini menghilang dari Wattpad tanpa sempat saya ketahui endingnya. Saya pikir novel tersebut memang sengaja dihapus oleh penulis dari Wattpad karena alasan tertentu (dan entah mengapa saya malas mencari tahu, padahal saya lumayan suka ceritanya). Rupanya novel ini sudah diterbitkan toh. Nah, selanjutnya sudah bisa ditebak: saya segera mengambil satu eksempar dan membawanya ke mbak-mbak kasir Gramedia yang nggak kece itu. #gagalfokus

Singkat cerita, tak butuh waktu lama bagi saya untuk melahap ceritanya (lagi) dan rasa penasaran atas kelanjutan ceritanya pun terjawab tuntas. Endingnya betul-betul saya suka. Saking menikmati novel ini, ditambah akhir cerita yang menyenangkan semua pihak (baik si tokoh utama maupun bagi saya sebagai pembaca), saya memberi rating penuh bagi novel ini. Iya, penilaian saya memang sangat subjektif. Saya mah gitu orangnya. Bila sebuah bacaan meninggalkan kesan yang baik, saya akan memberinya nilai bagus. Meskipun belakangan, setelah dipikir-pikir lagi, masih terdapat beberapa kekurangan dalam novel ini, misalnya ada karakter yang tidak tergali dengan maksimal, juga jenis font yang entah mengapat tiba-tiba berubah di beberapa bagian (dari cambria menjadi times new roman) <-- njir, pengamat font!

Oke kelihatannya saya kebanyakan curhat (curiga, jangan-jangan ini semacam kamuflase karena reviewnya sendiri sebenarnya pendek, hehehe. #ups).

Meet Lame berkisah tentang tokoh Aku, perempuan awal 30-an (lupa umur persisnya berapa) yang sehari-hari mengurus bisnis jualan online (baju-baju cewek gitu) di Facebook. Si Aku ini jomblo *yesss!* dan kayaknya bukan anak favorit orang tuanya juga, mengingat orang tuanya saat ini sedang berada di rumah sang kakak yang belum lama ini punya bayi. Jadilah Si Aku merasa diabaikan dan kesepian. Mana jomblo pula. Namun Si Aku nggak tahu bahwa sebentar lagi hidupnya bakal berubah.

Berawal dari notifikasi chatting di Facebook, tokoh Aku merasa terkejut karena Janiel, teman SMA-nya dulu, yang ia cintai diam-diam, menyapa dirinya. Sepuluh tahun telah berlalu namun rasa itu ternyata masih ada (ciyeh). Janiel ingin meminta tolong kepada Aku untuk diajari seluk-beluk dunia online shop sebab ia ingin membangun bisnis yang sama, yakni distro online. Permintaan tolong tersebut tentu saja diiyakan oleh Aku. Cinta masa lalu ini, gaes. Siapa tahu, sekecil apapun kemungkinannya, Janiel bakalan jatuh hati kepada Aku (iya sih, ngarep.com ceritanya). Janiel dan Aku pun sering menghabiskan waktu bersama di rumah Aku yang lagi kosong. Hmmm. Dua orang beda gender di bawah satu atap? Kira-kira apa yang bakalan terjadi ya? Hoho. Jangan membayangkan yang aneh-aneh dulu, sebab Aku ternyata harus dibuat patah hati oleh Janiel. Ouch. Tak ada yang lebih menyakitkan dari mencintai diam-diam, kemudian patah hati diam-diam. Sakit, Mas, sakit… #pengalamanpribadi *elus dada Katy Perry*

Kemudian muncul Daniel, atau biasa disapa Dani. Laki-laki mantan tetangga tokoh Aku itu adalah orang yang mencuri ciuman pertama Aku, sekaligus juga mencuri UHUK-keperawanannya-UHUK, dan dengan kurang ajar beliau minggat ke luar negeri beberapa jam setelah peristiwa bersejarah tersebut. Plus, nggak ngasih kabar pula ke Aku selama dua tahun. Kurang ajar banget. Menurut Bunda (via telepon), Dani kembali ke Indonesia untuk berziarah ke makam neneknya. Dan karena rumah Dani (a.k.a. tetangga) sedang dikontrakkan, maka Bunda mengizinkan Dani untuk menginap di rumah Aku. WHAT? Yang bener aja, Bun? Tapi ya, berhubung Dani memang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orang tua Aku, maka Bunda percaya-percaya saja pada Dani. Ah, seandainya Bunda tahu yang sebenarnya. Meski kesal setengah mampus pada Dani, Aku nggak bisa berbuat apa-apa, apalagi mengusir cowok itu. Maka demi membuat Dani jengkel, Aku minta pertolongan Janiel untuk berpura-pura menjadi kekasihnya sekaligus mengajak Janiel menginap di rumahnya. Setdah!

Wait…

JADI SEKARANG ADA DUA LAKI-LAKI DAN SATU PEREMPUAN DI BAWAH SATU ATAP?! Mampus, bakalan rame ini. Aku yang tadinya kesepian, kini hidupnya ramai oleh dua orang laki-laki yang: satu, sama-sama ganteng dan dua, sama-sama HOT. *kipas-kipas pake tutup panci*

Kejadian seru apa yang bakal terjadi antara Aku, Janiel, dan Dani? Baca kisahnya dalam Meet Lame karya Christian Simamora.

Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, saya memberi rating penuh untuk novel ini. Alasannya memang subjektif banget. Pertama, Christian Simamora adalah penulis favorit saya. Kedua, ceritanya ringan dan menghibur, benar-benar pas dengan kondisi saya yang kala itu butuh banget bacaan ringan yang menghibur. Saya memang nggak mencatat bagian mana saja yang sukses membuat saya terbahak, tapi bisa dipastikan buanyak banget. Tokoh Aku memang witty, hampir sama dengan karakter-karakter utama dari novel ChrisMor yang lain. Ketiga, bagi saya Meet Lame dalah novel Christian yang paling down to earth bila dibandingkan dengan novel-novelnya yang lain. Lihat saja tokoh utamanya: nggak seksi (bodinya malah cenderung ‘berisi’), pekerjaanya nggak glamor, nggak tajir-tajir amat juga (hellow, beli parfum aja yang harganya murah, itu pun kemasan tester doang, LOL). Nggak ada barang-barang mewah yang diumbar dalam novel ini. Janiel juga. Kendaraannya motor doang. Pekerjaannya? Ya itu, baru mau buka distro online. (Nah, si Dani tuh yang nggak jelas profesinya apa). Keempat, walau novel ini mengusung tema cinta segitiga, namun di tangan seorang Christian Simamora, tema ini terasa segar. Karakter Janiel dan Dani pun tampil secara seimbang. Sebagai pembaca, saya jadi sulit menentukan apakah Aku harus jadian dengan siapa. Kelima, endingnya, yang menurut saya adalah bagian terbaik dari novel ini: so sweet, heart-warming, and very mature. Duh, itu yang lagi nganggur (baca: yang nggak kepilih sama Aku), mari sini sama sayah, biar sayah temani ngebir sampe teler. Hehehe.

Kalau mau ngebahas kekurangan novel ini, ya tentu saja ada. Beberapa pembaca novel-novel Christian sih mengungkapkan kalau novel ini kurang hot, namun hal tersebut tidak menjadi masalah buat saya. Yang saya keluhkan paling-paling cuma jenis font yang tiba-tiba berubah di beberapa bagian dan jujur saja lumayan ganggu. Yang lain-lain, kayak latar belakang pekerjaan Dani yang nggak jelas, memang sayang ya. Coba kalau dijelaskan sedikit. Terus… apalagi ya? Oh, bagi pembaca yang lumayan cerewet, bisa dibilang novel ini menjual mimpi banget. Kayak tokoh Aku yang nggak cantik-cantik amat tapi jadi rebutan dua cowok superganteng—jadi berasa kayak membaca fanfic. Tapi secara keseluruhan, saya lebih banyak menikmati novel ini ketimbang nggak-nya. Jadi, rating bintang 5 yang saya berikan nggak bakalan saya kurangi. ^^

7 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top