28 Agu 2015

Giveaway Agustus 2015

-DITUTUP-

Selamat kepada:

Aya Murning (@murniaya)

Pemenang harap mengirimkan email ke rubahungu@gmail.com dengan subjek: Pemenang GA Agustus 2015, dan isi email:
1. Nama, alamat pengiriman, nomor telp/hp
2. Judul buku pilihan plus link toko buku yang menjual buku tersebut. Harga maksimal 100rb.

Sekali lagi selamat ya buat pemenang. Yang belum menang, nantikan giveaway berikutnya di blog ini. ^^

///

image source here. edited by me.

Halooooo!!! *datang sambil salto*

Apa kabar semuanya? Semoga baik-baik saja yah. Sebelumnya mohon maaf karena lama nggak update. *silakan tampar akuh* Eh guys, tujuh belasan kemarin ada yang ikutan upacara nggak? Atau malah ada yang ikutan panjat pinang? Kemarin itu Pak Bos nyuruh saya ikutan panjat pinang loh. Sarap emang. Kira-kira obrolannya seperti ini:

"Pan, kamu nggak ikutan panjat pinang?"

"Eh? Saya ikut panjat pinang? Kayak nggak ada kerjaan aja, Pak." <--- pegawai kurang ajar

"Ah, kamu. Ikut aja. Siapa tahu hadiahnya calon istri." *kemudian dese ngakak Luficer*

Sementara saya cuma bisa ngokang senapan dalam hati.

Seperti itulah, Sodara-sodara.

Baiklah, cukup curcolnya. Saatnya untuk giveaway bulan Agustus!

Giveaway ini berlangsung singkat aja, cuma sampai tanggal 31 Agustus. Jadi pastikan kamu ikutan ya. Hadiahnya, bagi 1 (satu) orang pemenang akan mendapatkan buku pilihan sendiri senilai maksimal Rp. 100ribu. Ongkos kirim saya yang tanggung. :)

Caranya mudah saja:
1. Follow blog ini via Google Friend Connect (cek sidebar di kanan-bawah)
2. Follow akun twitter @vaan_11
3. Like Facebook Kandang Baca (https://www.facebook.com/kandangbaca)
4. Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar: "Bagi dong uneg-uneg kamu sebagai warga negara Indonesia? Apa aja, curhat juga boleh. Lalu apa harapanmu untuk bangsa ini dalam waktu dekat?" <--- ceritanya ngajak curcol berjamaah. :D
Tulis jawabanmu dengan format sebagai berikut:
Nama:
Alamat email:
Akun twitter:
Jawaban:

Pemenang akan saya pilih dengan jawaban paling menarik menurut saya (jadi, ini sifatnya subjektif ya.)

Giveaway berlangsung mulai hari ini sampai dengan tanggal 31 Agustus pukul 24.00 dan pemenang akan diumumkan pada minggu pertama bulan September 2015. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat. :)

Akhir kata, selamat mengikuti giveaway.

MERDEKA!!!

50 komentar:

  1. Nama: Lila
    Email: lilass1051@gmail.com
    Twitter: @lila_coolradio
    Jawaban:

    Wah, karena tergoda menjadi PERTAMAX, maka harapanku terhadap bangsa ini ga macem2 deh. Simple aja, karena tiap hari liat orang2 berkendara yg ngawur, aku harap, lebih banyak orang yg lebih tanggung jawab di jalan. Sekali ngawur, bisa hilang nyawa, bok, ngeri kan? Sampe kepikiran pengen punya dua macam klakson, yg pertama klakson buat nglakson pada umumnya, satunya klakson yg bisa maki2 kalo ada yg ngawur hahaha... Yah, kembali ke harapan pada bangsa tercintah ini, semoga lebih tanggung jawab aja, dunia akherat. Tsaahh, kok jadi macam jodoh dunia akherat ya, pan? Huakakakaka..

    Sudah sudah... Salam panjat pinang buat boss yaaakk... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakaka. Salam akan disampaikan. Er... soal klakson, I know that feeling, Mbak.

      Hapus
  2. Nama: Sulis
    Email: zhuelhiez@yahoo.co.id
    Twitter: @peri_hutan

    Wakakakaka, ngokang senapan dalam hati. Lucuk! XD

    Uneg-unegnya paling korupsi. Aku bener-bener dunia ini bebas dari korupsi, dari orang-orang yang mengincar kekuasaan, orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri. Karena aku menilai korupsi adalah pangkal dari segala kemiskinan, entah dari segi financial maupun miskin hati. Harapanku agar semua penguasa suka baca, trus coba deh baca novel bergenre dystopia. Karena, kalau mereka tidak lekas sadar, maka dunia ini akan semakin dekat dengan cerita dystopia yang sesungguhnya.

    Ya agak absurd mungkin, ngomongin hal yang serius sih, yang jelas semoga menang deh, itung-itung ngurangi wishlist aku *kedip-kedip*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, setuju, Lis. Orang-orang di pemerintahan perlu baca novel dystopia. Tinggal nunggu waktu sebelum terjadi perlawanan (lagi). Jadi ingat jaman Pak Harto. Kita dulu pernah ngalamin kondisi hampir mirip dgn dystopia. Banyak yang melakukan perlawanan, sayangnya secara indiviual. Jadi gampang banget disingkirin. Tapi saat semua bersatu, baru deh bisa. Semoga nggak ada kejadian kayak gini lagi.

      Hapus
  3. Nama: Vindy Putri
    Email: vindy.putri.2804@gmail.com
    Twitter: @vindy2804
    Jawaban:

    Aku cinta Indonesia. Aku sayang Indonesia. Aku bangga tinggal di negeri penuh keindahan seperti pantai, gunung, air terjun, beragam satwa, flora, bahkan sampai ragam budayanya aku suka. Tapi aku gak suka kalau Indonesia saat ini seperti terpecah jadi dua bahkan lebih kubu-kubunya. Saat ini Indonesia kaya cewek lagi PMS, isue kecil yang belum tentu bener, bisa jadi isue benar yang selaku aja gempar. Indonesia kompak sih, kompak musuhannya. Aku jadi sedih. Indonesia kepecah-pecah. :(

    Harapanku, cuma satu sih. Indonesia bersatu. Itu aja. Ketika bersatu, masalah ekonomi, sumber daya, gotong royong, sosial, bahkan masalah beda keyakinan pun bakal mudah. Oh Indonesia... :( Kapan kau bisa tenang.... Indonesia... belum merdeka... :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm. Saya juga mikir, gimana caranya ya, biar kita nggak gampang dipecah-belah?

      Hapus
  4. Nama: Ferry J. Ismarianto
    Surat elektronik: reatheryan [at] gmail [dot] com
    Akun twitter: @FJrean
    Jawaban:

    Saya senang sekali, bak ketiban voucher buku senilai 10 juta, ketika tahu bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan para siswa membatja buku minimal 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Dan beliau menegaskan bahwa buku yang dibatja adalah buku diluar buku mata pelajaran dan diupayakan dilakukan tiap hari!!

    Mungkinkah ini artinya Wishful Wednesday saya yang ke #59 sudah (atau sebentar lagi) mewujud menjadi nyata?

    Saya teramat sangat berharap, semoga kebijakan (?) atau peraturan, atau apapun sebutannya, Bapak Mendikbud ini berhasil. Supaya Indonesia tak ketinggalan seperti negara-negara maju lain yang mewajibkan para siswanya untuk membatja buku sastra. Juga supaya ... membatja buku tak lagi dianggap sebagai kegiatan yang sia-sia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku baru tau. Bagus juga tuh. Tapi 15 menit kayaknya kurang deh. Hehe. 15 menit itu minimal ya? Maksimalnya berapa lama tu bro?

      Hapus
  5. Nama: Eni Lestari
    Email: shinra2588@yahoo.com
    Twitter: @dust_pain

    "Bagi dong uneg-uneg kamu sebagai warga negara Indonesia? Lalu apa harapanmu untuk bangsa ini dalam waktu dekat?"

    Jawaban: soal berita yang simpang siur! sekarang ini aku gak tau lagi harus percaya berita di media mana. kadang judul sama isi gak sinkron. ada juga yang menyudutkan pihak tertentu. banyak yang share dengan kalimat kasar pula di medsos. entahlah, medsos bikin orang gampang ngomong kasar. padahal belum tentu yang dia baca itu benar.
    harapannya sih yah semoga Indonesia banyak berprestasi aja jadi golongan orang2 nyinyir sedikit berkurang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. LOL. Sejak menonton film Nightcrawler (2014), pandanganku terhadap dunia jurnalisme berubah total. Tonton deh, seru.

      Bener memang, kalau baca perang komen itu berasa kayak di sauna. Fanas. :D

      Hapus
  6. Nama: Diki Siswanto
    Alamat email: dikisiswanto98@gmail.com
    Akun twitter: @dikisiswanto_
    Jawaban:

    Indonesia itu keren, menurutku. Namun, di sisi lain Indonesia itu Kere (miskin), bukan miskin Sumber daya alam, tetapi miskin moral dan sumber daya manusia yang lebih baik. Praktik KORUPSI, KOLUSI, & NEPOTISME masih menjadi adat bagi sebagian orang yang memimpin negeri ini.

    Harapan saya, semoga Indonesia kedepannya menjadi negara yang bebas korupsi dan praktik KKN, menjadi negeri yang memberi keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. *

    BalasHapus
  7. Nama : alvina
    Email : orybun@gmail.com
    Twitter : @alvina13

    Jawaban....
    *bingung mau uneg uneg kayak gimana*
    aku berharap Indonesia jauh lebih ramah terhadap bidang penerbitan. Akses buku yang mudah, murah. Rupiah menguat, rakyatnya makmur sentosa, tercukupi jadi ngga perlu lagi ngeliat anak anak kecil dipaksa ngemis di jalanan. Masyarakatnya sadar diri untuk tertib di jalan, ngga ada lagi orang yang dengan entengnya ngetik hape sambil nyetir. Moda transportasi lebih nyaman dan memuaskan, akses wisata dirawat dan dijaga. **banyak amat**
    Yah biar bagaimanapun aku tetap cinta Indonesia. *peluk Garuda Pancasila*

    BalasHapus
  8. Nama: Wardah
    Email: sepuluh.cokelat@gmail.com
    Twitter: @bungaoktober_

    Jawaban:
    Harapan saya cuma satu, semoga perasaan optimis tidak pernah padam dalam jiwa rakyat Indonesia untuk membuat Indonesia yang lebih baik, meski saat ini Indonesia mungkin sedang sakit keras atau sekarat. Semoga optimisme untuk membangun negeri ini terus menyala. :""""

    BalasHapus
  9. Nama: Dion
    Email: yuliantodion@gmail.com
    Twitter: @dion_yulianto

    Jawaban:
    Semoga saya dan Kang Opan segera dapat jodoh, amin. krik krik krik ...buat rakyat Indonesia woy ngoahahahaha

    ehem

    Harapan saya buat Indonesia adalah semoga semakin banyak orang Indonesia yang mau membaca buku ketimbang membaca linimasa Twitter dan beranda facebook. Udah itu aja. Hahahaha dasar pemalas.

    SUkse buat blognya Kang Opan, sedep diliatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Semoga saya dan Kang Opan segera dapat jodoh, amin." AAMIIIIIN 100x :))

      Muucih ya, Kang Di. Sukses selalu juga buat Baca Biar Beken.

      Hapus
  10. Nama: Aya Murning
    Email: ayamurning@gmail.com
    Twitter: @murniaya

    Jawaban:

    Uneg-uneg soal Indonesia ya?
    Hmm, Indonesia termasuk etnis melayu. Saya pernah baca satu quote yang tertulis begini,

    "Itulah penyakit kalian, orang Melayu. Terlalu manja, banyak teori kiri kanan. Ada sedikit harta, ada sedikit ilmu, sudah sibuk bersombong-sombong."

    Kemudian salah satu dosen saya dulu pernah bilang,

    "Kalian tahu apa yang membuat Indonesia bobrok? Terlena oleh pujian dan rayuan dari negara lain. Zamrud khatulistiwa lah, surganya rempah lah, kaya akan budaya lah, buminya yang hijau dan sejuk lah. Blablabla. Akhirnya apa? Indonesia jadi sombong dengan apa yang dipunya lalu miskin karena kepunyaannya tak bertahan lama dan selalu dikeruk oleh negara lain."

    Dua kutipan itu saling berhubungan dan aku nggak menyangkal dua hal itu. Aku sendiri membenarkan kalau Indonesia seperti sudah lama terlena oleh kekayaannya sendiri dan kemudian malah tunduk dan butuh kepada negara lain. Aku nggak akan bahas teknisnya karena pasti berbuntut panjang, hihihi.

    Intinya mah itu dulu. Mental masyarakatnya yang masih ciyut (yah mungkin termasuk saya). Apa-apa ngandalin pemerintah atau nyalahin pemerintah. Manja. Tapi, coba berkaca pada diri sendiri dulu, udah bener belum? Udah nurut belum? Udah ngasih sumbangsi belum? Udah usaha belum untuk bisa mandiri?

    Ada lagi, nyatanya Indonesia juga jadi negara dengan penjualan rokok paling pesat. Sedih sih sebenarnya karena aku benci asap rokok (bukan perokoknya). Kemudian di Bali itu anak-anak SD dengan bebasnya beli rokok dan merokok di tempat umum. Rokok dijual murah. Coba bandingkan dengan luar negeri? Sebungkus bisa lebih dari IDR100K dan harus nunjukkin identitas kalau mereka memang cukup umur. Udah mahal, dipersusah pula.

    Di sini para anak kecil ada udah ngerokok, padahal rokok itu bisa disebut sebagai pintu kenalan menuju miras » drugs » sex. Anak-anak harapan bangsa malah sudah rusak di usia emasnya sebagai anak-anak.

    Tapi eke juga galau, soalnya eke kan pecinta badminton pake banget, tapi salah satu brand rokok lokal ini punya yayasan besar yang salah satunya menaungi bulutangkis. Berarti para pebulutangkis itu didanai oleh para perokok dong?! >_<
    Atau kadang geli juga sama temen yang kampanye "no smoking" tapi dia sendiri langganan dapet beasiswa dari yayasan itu. Hahahaha X)))

    Nggak lupa soal perseteruan antar agama yang sebenarnya karena ada oknum tertentu yang cuma mau adu domba umat beragama. Bom sana, bakar sini, ludah sana, hijat sini. Ya ampun, apalah nikmatnya?

    Jadi, harapanku ke depannya supaya masyarakat Indonesia tidak lagi seperti di quotes di atas. Tidak sombong karena merasa lebih. Kalau punya ilmu dikit, tidak langsung sotoy dan merasa paling benar. Tidak mudah terpancing emosi dan selalu menjaga kerukunan. Karena semua itu bisa jadi pemicu yang memecah kesatuan bhineka tunggal ika. :(

    Sekian jawabanku. Terima kasih banyak udah bikin giveaway ini. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. #makjleb *perban mana perban. hatiku luka*

      Tertarik komen soal ini: padahal rokok itu bisa disebut sebagai pintu kenalan menuju miras » drugs » sex

      Menurut saya kok agak berlebihan ya. Menurut saya rokok mah bisa disebut sebagai pintu kenalan menuju impotensi, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin. #eaaah. Yang terbaru sih, rokok disebut sebagai pintu kenalan menuju alam baka (baca: rokok membunuhmu). :))

      Hapus
    2. Hahaha iya itu bener juga. Ngundang penyakit. Tapi itu dari segi medisnya. Nah, udah dikasih peringatan bagi mereka yang sudah dewasa tapi masih aja dibeli. Jadi yang ndableg iki sopo? Wkwkwk. Apalagi yang perokok pasif itu resiko kena cancer lebih besar. Kok nggak kasihan sama bapak-ibu-sodara-istri-anak? :(((
      Kalau eke concern ke anak-anak itu lebih ke psikisnya. Amangtaheee, cemanaaaa anak-anak bujang sekarang udah kecanduan rokok dan pilem biru. Sedih hati awak, bang. X(((

      By the way, terima kasih banyak, bang, udah milih akika sebagai pemenang. Yeay! Semoga makin sukses buat abangnya dan blognya. :D

      Hapus
  11. Nama: Nurina Widiani
    Email: nurinawidiani84@gmail.com
    twitter: @KendengPanali

    Uneg-unegku buat bangsa ini adalah kurangnya didiplin. Setengah-setengah dalam banyak hal. Bangsa yang nanggung.
    Ada aturan tapi nggak sepenuhnya ditegakkan. Yang dikenai aturan juga patuh-patuh-enggak. Kalau ada petugas ya patuh, kalau nggak ada, ya trabas aja. Terutama dalam hal peraturan utk anak. Anak2 udah diizinin bawa motor lah, dimaklumin buang sampah sembarangan, dibolehin ngerokok, bahkan didiemin saat ngerundung. Kzl...
    Pengennya, kita jadi bangsa yg disiplin dan patuh peraturan. Nggak banyak mengeluh dan nggak terlalu permisif. Merdeka!!

    BalasHapus
  12. Nama: Didi Syaputra
    Alamat E-mail: syaputradiddy@gmail.com
    Akun Twitter: @DiddySyaputra

    "Bagi dong uneg-uneg kamu sebagai warga negara Indonesia? Apa aja, curhat juga boleh. Lalu apa harapanmu untuk bangsa ini dalam waktu dekat?"

    Sebelumnya karena masih dalam nuansa Dirgahayu Republik Indonesia Ke-70. Saya ingin mengucapkan, "Barakallah! Selamat HUT Indonesia! Semoga semakin amanah dan bijak dalam berkarya! Aamiin Ya Allah!"

    Jujur sejujur-jujurnya, Saya saaangat berbangga dengan telah suksesnya tergelar "Most Big Event; Indonesia Indevendence Day." Akan tetapi, Saya juga tidak cukup bisa menutupi kemelut/uneg-uneg di hati. Meskipun dengan ragam prestasi yang telah ditorehkan anak bangsa di tingkat Nasional maupun Internasional. Karena menurut Saya, Indonesia dengan usia rentanya genap 70 tahun belum cukup kuat menyandang status "Merdeka." Kenapa demikian? Diluar permasalahan ekonomi, korupsi dan sebagainya. Indonesia belum benar-benar "Bebas Merdeka." Kita masih tergerus oleh pengaruh asing. Terlebih dalam berkarya. Indonesia memang sangat-sangat susah Move On dari yang namanya "Plagiat." Dapat dilihat dan paling sering ditemukan di dunia "Entertaint" seperti Boy/Girl Band, Dunia Perfilman/Sinetron, Dunia Musik dan lain-lain. Miris sekali. Pekarya Hiburan Indonesia seakan sulit dan gengsi mengusung tema berlatarbelakang Ibu Pertiwi. Kita mungkin boleh saja berkaca pada kesuksesan negara-negara luar dalam menciptakan beragam karya berkualitas terbaik di segala bidang. Namun, bukan berarti kita pun ikut menduplikat karya mereka dan dengan angkuh mengakui duplikat tersebut sebagai hasil karya kita. Sungguh teramat menyedihkan. Seringkali Saya berpikir, "Seberapa hebatnya sih mereka? Sehingga anak bangsa dengan rendahnya mau menduplikat karya mereka tersebut. Bahkan mengelu-elukan, mendewakan mereka." Padahal kreativitas anak bangsa tidak kalah istimewa dibandingkan yang mereka hasilkan. Hanya saja, rata-rata anak bangsa lebih mencintai dunia barat daripada tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Ya tapi Alhamdulillah. Saya bersyukur sekali, selangkah demi selangkah Indonesia kembali berani unjuk gigi dengan karya-karya istimewanya, terutama di dunia perfilman. Indonesia telah percaya diri menghiasi layar dengan hasil keringat anak bangsa. Novel-novel berkualitas telah berhijrah ke perfilman. I'm Proud Be A Indonesia!

    Harapan kedepan; Mudah-mudahan Indonesia semakin semangat dan percaya diri dalam berkarya. Lebih mengagungkan kreativitas anak bangsa. Dan Plagiator sesegera mungkin dimusnahkan dari Bumi Pertiwi tercinta.

    Indonesia
    Oleh: Didi Syaputra

    Indonesia!
    Kini kau t'lah menapaki usia renta
    Asam, garam kehidupan t'lah jadi pengecap setia
    Pun kenaifan bangsa makin buas merajalela
    Bahkan penghianatan diri sedikit banyak bak tak dianggap cela

    Mungkinkah kita berdiam diri saja?
    Bermuram durja?
    Atau malah terlena karenanya?!
    TIDAK!!!

    Kita Indonesia!
    Kita Bisa!
    70 Usia
    70 Gagasan Kembali Ternota
    70 Karya 'Kan Menuai Rupa
    70 Makna Ikut Tersedia; dan
    70 Mimpi pun Tersulap Nyata


    Merdeka Indonesia-ku!
    Merah-Putih Jayalah Selalu!

    "Aku dan kau generasi penerus/
    Tak perlu bambu runcing lagi, kawan!/
    Kita hanya perlu ujung jari 'tuk isi kemerdekaan/
    Kita perlu kecerdasan 'tuk hiasi masa depan/
    Kita perlu akhlak 'tuk lengkapi kehidupan/
    Dan yang terpenting adalah Kita butuh kemauan dan semangat 'tuk mensukseskan kemerdekaan//"

    Tembilahan, 17 Agustus 2015 10.46 pm

    BalasHapus
  13. Nama: Safitri Ariyanti
    Alamat email: safitriariyanti@gmail.com
    Akun twitter: @safitriariyanti

    Jawaban: Jujur saja, aku sangat kesal dengan oknum-oknum pemerintah yang terus-terusan korupsi. Padahal mereka adalah orang-orang yang punya jabatan tinggi dan gaji yang besar, tapi kenapa mereka tak juga puas dengan gaji yang mereka terima *itu memang sifat manusia*, sebaliknya begitu banyak anak-anak negeri ini yang tidak sekolah untuk mengemis dan mencari barang bekas demi sesuap nasi. Betapa rusaknya moral oknum-oknum pemerintah. Semoga ke depan moral pemerintah semakin membaik bukannya semakin bobrok.

    Harapanku yang lain untuk Indonesia adalah mengenai rokok. Semoga ke depan, meski pelan-pelan, Indonesia menjadi negara yang bebas dari rokok. Betapa rokok sangat berdampak bagi kelangsungan hidup bangsa karena sudah sangat jelas dan nyata, bahkan dicantumkan dalam bungkus rokok dan iklan-iklan bahwa merokok membunuhmu, merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, nafsu makan berkurang, kulit kering, gangguan paru-paru, dan bahkan jatuh miskin. Bukan perokok saja yang terancam kesehatannya tapi juga laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa (maksudnya bukan perokok). Kalau begitu, bukankah rokok lebih kejam dari pembunuhan secara terang-terangan? Karena apabila dikemudian hari rokok membunuhmu atau orang lain yang tak berdosa, keluargamu dan keluarganya mau menuntut siapa? *Eh.

    Hidup Indonesia sehat tanpa rokok dan sejahtera tanpa korupsi! *kibar bendera*

    BalasHapus
  14. Nama: Amanda Wahyu Nandhitae
    Alamat email: amandawahyu23@gmail.com
    Akun twitter: @TataNandhita
    Jawaban: Uneg-uneg: Kesel banget kalau di lampu merah, terus lampunya berubah jadi lampu hijau dan orang yang dibelakang nyalain klakson padahal juga yang di depan saya belum jalan, ya gimana saya mau jalan.
    Dan lebih kesel lagi, kalau berangkat pagi pas jalanan belum macet, lampu merah nyala dan banyak orang yang cuek nerobos gitu aja. Spontan gregetan dan berharap banget ada polisi dadakan yang nongol dan nilang mereka-mereka yang melanggar peraturan. Tapi kalau ditilang pasti mereka marah-marah. Hell.. yang salah siapa coba?
    Dan puncaknya kesel itu kalau lagi mudik dan lewat jalan tol. Terus ngeliat orang buang sampah sembarangan dari kaca mobil. Sampahnya jadi kayak ala-ala india gitu, joget-joget gara-gara ketiup angin. Terus mendarat entah di mana, nyebabin banjir. Dan ngerugiin banyak orang.
    Intinya sih saya kesel banget karena Indonesia nggak menindak tegasi sikap-sikap nggak bertanggung jawab seperti mereka. Indonesia seharusnya bisa mencontoh luar negeri yang punya sistem hukum yang tegas. Memasang CCTV di setiap jalan, dan langsung menindak tegasi mereka-mereka yang melanggar peraturan. Bukannya malah dibiarin aja, cuek, dan membuat orang-orang semakin banyak melanggar peraturan karena tidak punya rasa jera. Jika masalah ini terus-menerus dibiarkan, dan dianggap biasa-biasa saja. Akan jadi apa Indonesia 10 tahun ke depan?
    Dan terakhir, kebetulan saya kelahiran 98 dan sekarang masih duduk bangku SMA kelas 3. Jujur sekali, saya kecewa dengan sistem pendidikan di Indonesia. Tahun angkatan saya seperti dijadikan bahan percobaan. Mulai dari UNAS yang 20 paket yang dulu katanya, “jika berhasil maka akan dilanjutkan dan jika tidak makan akan kembali ke sistem lama.” Lalu kurikulum 2013 yang kemudian gagal dan kembali lagi ke KTSP padahal kita udah make kurikulum 2013 selama dua tahun. Lalu yang baru-baru ini katanya akan mencoba UNAS memakai komputer alias on-line, dan akan dipercepat menjadi bulan Februari yang sampai sekarang ternyata masih belum jelas UNAS itu benar akan dilaksanakan bulan Februari atau tidak. Jujur sekali, saya benar-benar kecewa. Saya merasa seakan kelahiran 98 memang sedang terkena kutukan. Mulai dari krisis moneter yang dimulai tahun 98 sampai sistem pendidikan yang tidak jelas. Jadi, saya minta tolong ke Indonesia, supaya sistem pendidikannya benar-benar dimatangkan sebelum dilaksanakan. Jangan lagi membuat kecewa banyak siswa karena kebingungan dengan sistem pendidikan yang tidak jelas. Jangan lagi membuat para siswa sebagai bahan percobaan kurikulum jika memang itu belum matang dan belum siap untuk diberikan kepada siswa. Tolong berikan kami (para siswa) pendidikan yang berkualitas, sehingga kami juga bisa menjadi generasi yang membanggakan untuk Indonesia.

    Harapan untuk Indonesia dalam waktu dektat; Pertegaslah sistem hukum, agar kami (bangsa Indonesia) merasa jera hingga kemudian memiliki rasa tanggung jawab dan patuh terhadap Negara. Berilah kami (para siswa) pendidikan yang berkualitas agar nantinya kami mempunyai bekal yang cukup untuk ikut mewujudkan Indonesia yang maju, damai, dan sejaterah. Berikan kami yang terbaik agar kami juga mampu mengeluarkan kemampuan terbaik kami untuk membanggakan Indonesia.
    Meski begitu, hingga detik ini. Saya bangga menjadi bangsa Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. "Saya merasa seakan kelahiran 98 memang sedang terkena kutukan" <--- semacam merinding bacanya. *pukpuk Amanda*

      Hapus
  15. Nama: Hapudin
    Email: hapudincreative@gmail.com
    Twitter: @adindilla
    Jawaban: Saya lagi kesel sama BPJS Ketenagakerjaan dengan aturan barunya. Saldo Jaminan Hari Tua atau JHT yang sebelumnya bisa dicairkan minimal 5 tahun masa kerja, sekarang harus menunggu 10 tahun (yang bisa dicairkan 10%) dan sisanya akan cair saat umur 56 tahun. Saya merasa pemerintah sedang mendiktator masyarakat agar seumur hidupnya hanya jadi karyawan.

    Uang JHT yang disetorkan tiap bulan sudah menjadi bagian rencana banyak karyawan dalam perjalanan hidup. Kebanyakan rencana itu berupa usaha. Ya. Uang itu diharapkan menjadi modal utama usaha saat karyawan memutuskan untuk resign. Entah bikin usaha makanan gerobak atau bikin konter pulsa. Tapi dengan aturan baru itu saya tidak tahu tujuannya apa.

    Saya dan teman teman di kantor sangat keberatan dengan aturan tersebut. Sudah gaji besarnya tidak seberapa di tambah harapan menjadi enterpreneur dipupuskan pemerintah dengan kejamnya.

    Saya inginnya segera mencabut keanggotaan saya di BPJS. Biarlah kalau tua nanti saya tidak mendapatkan uang kucuran itu. Biarlah pas sakit tidak dapat gratisan pelayanan. Insya Allah masa tua dan saat sakit saya masih bisa menanggungnya secara finansial.

    Bukan nilai uangnya yang kami semua ributkan. Tapi kesempatan, mimpi dan misi untuk tidak menjadi karyawan seumur hidup dengan membanting stir menjadi usahawan yang digagalkan pemerintah, menjadi semacam suntik mati yang dipaksakan disuntikkan kepada kami para karyawan.

    Dugaan kami pemerintah sekarang menganut paham "lumayan". Uang yang terkumpul tiap bulannya dari jutaan karyawan diakumulasi dan diputar untuk operasional pemerintah. Sebut saja gaji PNS. Ahh.. padahal kalau ditilik lagi Indonesia akan tambah maju jika penduduknya lebih banyak dengan mindset usahawan daripada karyawan. Banyak pakar yang menyetujui ini dan saya yakin pemerintah sengaja tutup mata akan hal ini demi pencitraan masa jabatan.

    ahhh kesel banget kalau bahas BPJS

    BalasHapus
  16. Nama : Busyra
    Email : busy_mail125@yahoo.com
    Twitter : bzee_why
    Jawaban :
    Uneg-uneg ya, hmm... Sebenarnya banyak sekali ya hal-hal dari besar sampai kecil yg mengganggu di negeri ini. Tapi yg kurasa mendominasi adalah kurangnya pendidikan dan empati. Orang buang sampah sembarangan, ga mau antri, jam karet, dsb itu seandainya punya pengetahuan sedikit dan agak peka, pasti malu kalau melakukan itu. Tapi kenyataannya masih banyak yg ga malu2 melakukan itu, artinya kita masih punya PR untuk membangun itu. Indonesia itu punya banyak sekali potensi, tapi manusia2nya terlalu nyaman di zona aman yg 'tengah2', sedikit yg mau mengambil risiko demi sesuatu yg lebih besar. Kurasa kalau hal2 yg kusebutkan itu bisa diubah, Indonesia bakal lebih maju lagi.
    Gitu aja deh, doa terbaik untuk negeri tercinta.
    Merdeka!
    Makasih GA nya kang Opan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buang sampah sembarangan, ga mau antri, jam karet... ini hal-hal kecil yang bisa kita hentikan dimulai dari diri sendiri. Malu juga ya rasanya, kalau protes ini-itu kepada pemerintah, tapi sampah saja masih dibuang sembarangan, ngantri aja nggak mau, jam karet apa lagi. Cedih.

      Hapus
  17. Nama : Dian S
    Alamat email : dian_putu26@yahoo.com
    Akun twitter : @DeeLaluna
    Jawaban :
    Aku sih sebanarnya males banget ngomongin negara. Bukan nggak peduli, tapi karena merasa negara ini makin lama bukannya makin benar, tapi malah makin carut marut, makanya jadi males.
    Dari masalah Dahlan Iskan yang menurutku nggak punya salah, malah ditangkap KPK. Yang harusnya masuk bui karena korupsi masih bebas cengar-cengir nggak karuan. Belum lagi DPR dan para perwakilan rakyat yang terhormat – yang terpilih malah orang-orang tak berkompeten di bidangnya. Artis, jadi DPR, lagi ngetrend banget kan di Indonesia? Oke, kalau mereka bisa melaksanakan tugas dengan baik. Kebanyakan – nggak semua memang – cuma jual nama dan tampang. Duh, malesnya!

    Belakangan ini lagi hot berita Website Revolusi Mental yang memakan dana 140 M. Gileee… mahal banget! Beneran bisa merubah mental, tuh? Beneran bisa bikin koruptor pada insaf? Anak muda yang suka pake narkoba pada sadar? PNS yang suka makan gaji buta punya semangat kerja habis-habisan?

    Kabarnya, belum apa-apa aja website ini nggak bisa di akses! Laaaahhh……!!!!!!! Dari pada buat begitu, mending buat bikin hal-hal yang bisa dirasakan. Perbaiki jalan biar nggak banyak kecelakaan, beli armada busway dan pesawat yang lebih layak, atau bikin lapangan pekerjaan baru.

    Dulu, BJ Habibie semangat mau bikin pesawat produksi dalam negeri aja nggak dikasih dana. Dulu, Pak Dahlan Iskan mau bikin mobil listrik malah nggak di dukung. Lah, ini…bikin website yang kedepannya nggak jelas manfaatnya aja malah disokong dana segitu gede.

    Gitu deh, pokoknya. Kalau suruh aku ngomel tentang Indonesia mah nggak ada habisnya. Meskipun, sebagai rakyat jelata, aku juga nggak bisa apa-apa.

    Harapanku untuk Indonesia sih nggak muluk-muluk. Cukup bikin kebijakan yang masuk akal aja. Pikirkan rakyat, jangan gimana bikin proyek yang mengatas namakan rakyat, tapi ternyata cuma buat alasan menyedot uang negara untuk mempergede rekening pribadi.

    Buat Pak Presiden, please…seribu please! Tegas dong…tegas!!! Jujur, aku kecewa sama kinerjanya. Aih… masih teringat di benakku gimana ricuhnya Polisi vs KPK yang bikin pengin nelen sandal jepit. Itu yang mana yang salah, yang mana yang bener udah di depan mata. Tapi, kok kayak begitu… Huuufff!!! Trus, itu pejabat yang kena kasus mbok langsung dijegal aja, masak masih boleh mencalonkan diri jadi orang penting di Indonesia. Halaaahhh….!!! Pusing…pusing

    Sudah…sudah, cukup! Terima kasih atas sesi curhat berhadiahnya Mas Pan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakakakak. Tadinya aku ikut kesel, tapi akhirnya malah ngakak. Keinget kasus polisi vs kpk yang geje luar biasa. xD

      Hapus
  18. Nama: Rian
    Alamat email: sang_penceloteh@yahoo.com
    Akun twitter: @sang_penceloteh

    Pertanyaan : Bagi dong uneg-uneg kamu sebagai warga negara Indonesia? Apa aja, curhat juga boleh. Lalu apa harapanmu untuk bangsa ini dalam waktu dekat?"

    Jawaban:

    [Uneg-Uneg]…
    Kenapa banyak sekali SAMPAH di INDONESIA? Memangnya Indonesia tempat sampah!

    [Harapan]…
    Harapan untuk bangsa Indonesia itu adalah “Bersih dari Sampah”. Bukan hanya sampah-sampah plastik atau sejenis, tapi juga masyarakat ataupun penguasa yang mempunyai sifat tidak beda jauh dari sampah.
    Masyarakat/Penguasa mana yang bersifat sebagai sampah?
    Dialah masyarakat/penguasa yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Yang tidak peduli terhadap orang lain. Yang pintarnya hanya protes dan memberikan saran namun usaha untuk diri sendiri adalah nol. Masyarakat/penguasa yang meghalalkan segala cara dalam melakukan kecurangan. Masyarakat/penguasa yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Masyarakat/penguasa yang maunya hanya berharap Indonesia menjadi maju tapi usaha untuk memajukan Indonesia hanya sekedar isapan jempol belaka. Masyarakat/penguasa yang hanya berkoar-koar menebar janji memajukan Indonesia namun satupun tak ada yang ditepati. Yang selalu tergoda melakukan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme bahkan mereka yang mengetahui ada korupsi namun memilih bungkam dan menyembunyikan dari public guna mendapatkan keuntungan pribadi. Masyarakat/penguasa yang … (silahkan tambahkan sendiri). Berhenti menggunakan istilah “Indonesia oh Indonesia, dimana kamu yang dulu”.. ganti istilah itu menjadi “Penduduk Indonesia oh penduduk Indonesia, sampai kapan kalian mau menjadi sampah” .. kerena Indonesia terpuruk, bukan karena indonesia yang salah atau arogan, namun para penduduknyalah termasuk para sampah (masyarakat/Penguasa) yang membuat Indonesia semakin kotor.

    Pernah mendengar “Kebersihan Itu Sebagian Dari Iman”, itu memang benar. Indonesia sekarang lagi lemah iman makanya ia menjadi kotor dan berbau lantaran sampah-sampah yang berserakan masih menumpuk dan belum dibersihkan. Keyakinan yang tinggi bahwa Indonesia akan maju ketika para sampah bisa dibersihkan dari bumi tercinta Indonesia. Jadi, harapan saya marilah jaga kebersihan kalian dimulai dari hal terkecil yaitu memungut sampah plastic atau melaporkan sampah (masyarakat/penguasa) yang ada disekitarmu. Mari Tingkatkan Iman Indonesia Kembali… Jayalah Indonesiaku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoke sip. Mari tingkatkan iman. Jayalah Indonesiaku!

      Hapus
  19. Nama : Dewi Pami Pratiwi
    Email : dewipadmip@gmail.com
    Twitter : @dewipadmip

    1. Budaya Antri.Masih banyak orang Indonesia diluar sana yang belum tau cara mengantri bagaimana atau memang gatau yang namanya antri. Saya cuma minta kesabaran anda untuk menunggu giliran anda, itu saja Bapak/Ibu/kakak/Adik/Saudara/i :"
    2. Koruptor. Saya maunya para koruptor, mau itu di korupsinya kecil atau besar, dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku, jangan karena dia pejabat kelas atas hukumannya diringankan, atau anak presiden, anak pejabat atau anaknya Rafi Ahmad *eh salah deng* wkwk. Kalo bisa hukumannya kya di Cina tuh, tembak mati. Biar Indonesia jauh lebih baik lagi kaaak :"
    3. Acara TV. Kalo bisa yang lebih bermanfaat deh. Jangan acaranya itu-itu terus. Acara musik, talk show namanya aja beda tapi isinya sama aja -_- dan gausah serial tv turki, india, korea terus yang ditayangin. Mending tayangin ulang acara" Indonesia jaman dulu yang lebih bagus, keren dan bermanfaat, yg gak ada Rafi Ahmadnya *eh xD
    4. Olahraga Indonesia. Tau kan PSSI sama Menpora lagi berantem, maunya damai laahh, biar sepakbola Indonesia bisa bersaing lagi di kancah Internasional. Terus Bulutangkis, maunya tuh kalo ada turnamen bergengsi macam kemarin Kejuaraan Dunia diarkan di tv nasional. Kemarin alhamdulillah ada yg mau nayangin. Kejuaraan selanjutnya harus disiarkan lagi lah, biar bisa liat sekaligus mendukung mereka.

    Itu saja kak uneg-uneg saya tentang Indonesia hehehehe :333

    BalasHapus
    Balasan
    1. T-tapi kan... serial tv turki itu pemainnya ganteng-ganteng. Nggak minat mbak? #WOY

      Hapus
    2. Tapi cowo-cowo Indonesia jauh lebih ganteng dan manisssss kak :333

      Hapus
  20. Nama : Esti Sulistyawan
    Email : estisulistyawan@gmail.com
    Twitter : @estisulistyawan
    Jawaban :

    Harapan terbesar untuk Indonesia saat ini adalah bisa mengatasi lonjakan harga dolar yg gila-gilaan, supaya harga-harga juga bisa terjangkau bahkan untuk masyarakat kelas bawah.

    Sedih banget semua kebutuhan hidup naik, saya yg punya gaji aja kelimpungan apalagi mereka :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow harapan yang nggak muluk-muluk. Aamin, Mbak. Semoga nilai rupiah segera menguat.

      Hapus
  21. Kang Opaaaan, mau follow di GFC kok keluarnya:
    Kami minta maaf...

    Kami tidak dapat menangani permintaan Anda. Coba lagi dan kembali nanti.

    :p

    Tapi berhubung cuek, ambu ikutan aja xD

    Nama: Ambu Dian
    Email: ambudaff@yahoo.com
    Twitter: @ambudaff
    Jawaban:
    Uneg-uneg: kenapa buku makin lama makin mahaaaaaaal, kenapa semodel night club gitu malah bebas pajak sementara buku, kertas, penulis, dan penerjemah malah kena pajak...

    Harapan: buku lokal, buku impor, kertas, penulis, penerjemah dan sekutu-sekutunya bebas pajak, kalau bisa malahan disubsidi...

    BalasHapus
  22. Nama: Priskila Indah Sekar
    Email: indahsekarmustika@gmail.com
    Twitter: prizkaindah

    Uneg-uneg untuk bangsa Indonesia? Banyak!
    Terutama untuk para generasi muda saat ini. Banyak yang mengaku cinta Indonesia, cinta alam. Tapi membuat kerusakan dimana-mana. Buang sampah sembarangan saat mendaki gunung, buang puntung rokok sembarangan saat menjelajah hutan. Hasilnya? Gunung penuh sampah, kebakaran hutan dimana-mana. Bukannya menjaga agar lingkungan hijau tetap hidup tapi malah merusaknya. Benar-benar generasi muda Indonesia yang mengkhawatirkan. Kalau banyak generasi muda yang seperti ini mau jadi seperti apa alam Indonesia yang indah ini?

    Harapanku sih, ke depannya para generasi muda bisa lebih peduli dengan alam. Bukan hanya untuk mengejar petualangan dan foto-foto tapi juga menjaga kelestarian tempat yang mereka kunjungi. Tidak membuang sampah sembarangan, tidak mencoret-coret tempat wisata, tidak meninggalkan puntung rokok di hutan, pokoknya tidak merusak alam dengan sengaja. Karena kebiasaan untuk peduli alam bisa dimulai dari generasi muda yang peduli dengan lingkungan.

    Terimakasih untuk GA nya ^^

    BalasHapus
  23. Neneng Lestari
    n_tarie90@yahoo.com
    @ntarienovrizal


    Bagi dong uneg-uneg kamu sebagai warga negara Indonesia? Apa aja, curhat juga boleh. Lalu apa harapanmu untuk bangsa ini dalam waktu dekat?

    Uneg-uneg sebagai warga indonesia (walaupun gak akan di dengar) aku inginnya pendidikan indonesia bisa lebih baik. Percaya atau gak, pendidikan jaman dulu yang masih zaman batu masih lebih bagus daripada zaman sekarang. DImana robot udah di ciptakan dan bisa ngomong lagi. Mau bukti? Noh liat anggota DPR kita yang tercinta ...

    Aku gak minta yang muluk-muluk sih untuk pendidikan indonesia, cuma pengen pemerintah (khususnya menteri pendidikan) membuka mata apa yang salah dengan pendidikan kita yang justru makin merosot, akhlak di nomor lima-kan, kepintaran di nomor satu-kan, etika di nomor sepuluh-kan dan lain-lain. Beda ya dengan anak-anak zaman dulu, walaupun di caci maki sama orang tua, mereka tetap diam dan hormat sama orang tua. Karena mereka punya akhlak dan etika bahwa orang tua memang harus di patuhi, di hormati. Mau bukti lagi anak-anak zaman sekarang pada gak bener? Kayaknya berita di televisi udah menjawab banget pertanyaan aku .... anak membacok ayah. Anak melakukan seks di bawah umur dll.

    harapan yang paling besar, gak penting sekolah di bangun bertingkat-tingkat, sekolah gratis, pakai seragam, yang penting kurikulumnya yang di perbaharui.

    buat apa coba, sekolah gratis dimana-mana tapi malah jadi sarang para pedofil mencari mangsa. Buat apa sekolah di buat cantik bertingkat kalau akhlak gak ada. Yah seharusnya mendapat perhatian khusus lah dari pemerintah, jangan hanya fokus pada aset-aset negara yang menghasilkan uang. Emangnya anak-anak kita itu bukan aset masa depan bangsa, apa? Justru mereka lah yang harus kita perhatikan, agar tercipta pemimpin yang mengedapan akhlak dan etika.

    Semoga harapan tidak menjadi sekedar harapan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. T.T Saya terharu. Iya, anak-anak memang aset bangsa kita. Semoga mereka kelak mengganti kita-kita yang gagal ini. (Kita??? Lu aja kali, Pan).

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top