22 Apr 2013

How To Be Popular (Panduan Meraih Popularitas) by Meg Cabot

Judul Buku: How To Be Popular (Panduan Meraih Popularitas)
Penulis: Meg Cabot
Penerjemah: Maharani Aulia
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2010 (Cetakan I)
Tebal: 312 halaman
ISBN: 9789792264975
Harga: Rp. 40.000,-
Rate: 4/5

~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~

Buku ini lucu sekali! Sewaktu membaca buku ini, bukan cuma sekali-dua kali saya menegur diri sendiri: “Mengapa kamu nggak dari dulu-dulu baca buku-bukunya tante Meg?”

Sebenarnya, formula yang dipakai Meg Cabot dalam buku-buku remajanya cukup umum ya, bahkan mungkin sudah basi. How To Be Popular mengingatkan saya pada buku All-American Girl dan film Princess Diaries (saat menulis review ini, saya belum membaca satupun seri Princess Diaries, baru nonton filmnya), yaitu tentang "gadis yang tadinya nggak populer lalu mendadak jadi populer", atau tentang "gadis yang nggak populer tapi ngarep banget jadi populer". Sebaiknya saya menceritakan sedikit tentang buku ini.

Selama lima tahun Steph Landry menjadi bahan olok-olok teman-temannya. Semuanya bermula saat Steph tersandung dan tak sengaja menumpahkan minumannya sehingga menodai rok cewek paling populer di sekolah, Lauren Moffat. Lauren jadi begitu membenci Steph dan mulai menciptakan idiom kayak, “Jangan bertindak konyol kayak Steph Landry dong!” atau “Ih, kamu kayak Steph Landry deh!” dan sejenisnya, yang kemudian mulai ditiru oleh semua orang. Sehingga ketika ada teman yang berbuat konyol, maka idiom “jangan-kayak-Steph-Landry” pasti bakal terucap. Dan itu telah berlangsung selama lima tahun.

Tapi Steph bertekad akan menyetop semua itu. Ia ingin menjadi Steph Landry yang populer dan disukai banyak orang, sehingga ejekan-ejekan kepadanya akan berhenti dengan sendirinya. Bagaimana caranya? Steph rupanya punya senjata. Ia punya Buku yang diberikan oleh Kitty, nenek Jason (sahabat dekat Steph). Buku itu berisi petunjuk untuk menjadi populer. Diam-diam, Steph mulai mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam Buku selama liburan musim panas tanpa sepengetahuan siapa pun, bahkan tanpa diketahui sahabat-sahabatnya, Jason dan Becca. Oh, kecuali kakek Steph. Gadis itu amat dekat dengan kakeknya sehingga merasa cukup yakin untuk mempercayakan rahasianya kepada sang kakek. Lagi pula, ia meminjam uang dari kakeknya untuk membeli barang-barang yang akan menunjang popularitasnya, seperti baju-baju yang modelnya sedang tren, misalnya.

Usaha Steph Landry nggak sia-sia. Setelah melakukan perubahan pada gaya berpakaiannya, menata rambutnya, dan mengubah kepribadiannya (pokoknya sesuai petunjuk Buku, deh) Steph mulai mendapatkan perhatian orang-orang di sekolah. Apalagi ia menyumbangkan idenya yang brilian tentang penggalangan dana di sekolah, sehingga Mark Finley, cowok paling hot di sekolah, bahkan melirik Steph. Sekadar informasi, si Mark ini adalah cowok dari MUSUH BEBUYUTAN Steph Landry, siapa lagi kalau bukan Lauren Moffat! Wow, bakalan seru nih. Lauren tentu nggak bakal tinggal diam saat gadis paling nggak populer di sekolah merebut perhatian cowoknya kan?

Namun, usaha Steph untuk meraih popularitas nggak mendapat dukungan dari kedua sahabat baiknya, Jason dan Becca. Mereka merasa Steph bersikap aneh dan tidak menjadi diri sendiri. Tapi, hei, bukan mereka yang selama ini diolok-olok. Mereka nggak ngerti perasaan Steph yang bertahun-tahun hidup sebagai warga kalangan bawah, yang makan siang bersama anak-anak yang nggak populer, yang nggak pernah diundang ke pesta-pesta keren. Tapi Steph seharusnya sadar, bahwa popularitas bukanlah segalanya. Ada hal yang lebih penting dari pada ‘sekadar’ menjadi populer. 

Baca kisah selengkapnya dalam How To Be Popular (Panduan Meraih Popularitas) by Meg Cabot.


Saat membaca judulnya, saya sempat mengira kalau buku ini semacam buku self-help buat remaja yang sedang mengalami krisis percaya diri. “Eh, tante Meg nulis buku kayak gini toh?” Untunglah ada label teenlit di cover-nya, sehingga saya segera membuang jauh-jauh pikiran konyol tersebut, dan tanpa ragu mulai membaca buku ini. Sejak membaca All-American Girl, Meg Cabot telah saya masukkan dalam daftar penulis favorit. Iya, saya tahu saya hidup di zaman batu, sampai-sampai segitu telatnya mengakui kalau Meg Cabot itu keren sekali! Padahal Christian Simamora (penulis lokal favorit saya nih) saja sudah mendepak Meg Cabot dari daftar penuils favoritnya dan menggantinya dengan penulis lain. Mengulang excuse saya selama ini, better late than never, kan? :P

Seperti yang telah saya ungkapkan sebelumnya, membaca buku ini mengingatkan saya pada All-American Girl dan The Princess Diaries. Sang tokoh utama (seringnya cewek) punya penampilan nggak menarik, punya sahabat cewek yang sama nggak menariknya, dan punya sahabat cowok yang biasa-biasa saja. Tokoh utama kemudian punya crush sama cowok paling keren di sekolah, sayangnya sudah punya pacar cantik yang kebetulan adalah cewek paling penyebalkan di sekolah. Cerita-cerita seperti ini biasanya berakhir dengan si tokoh utama sadar kalo ternyata sahabat cowoknya nggak jelek-jelek amat. Malahan cakep, kalau saja penampilannya diubah sedikit. Dan yang terpenting, ia punya sifat yang baik. The end? Hehe, nanti dulu. Yang membuat saya betah berlama-lama membaca buku ini (er... nggak lama juga sebenarnya, sehari tamat soalnya), adalah gaya bercerita Meg Cabot yang lincah dan penuh humor (tentu didukung dengan terjemahan yang mumpuni), membuat saya nggak merasa bosan membaca buku ini. Saya memang punya ketertarikan khusus terhadap cerita-cerita yang memiliki unsur humor dan biasanya saya langsung jatuh cinta pada penulisnya. Hal yang sama berlaku bagi Meg Cabot. Membaca buku ini membuat saya sangat terhibur—saya banyak tertawa sewaktu membaca buku ini. Bukan menertawakan usaha Steph untuk menjadi populer loh, sama sekali nggak (nggak ada yang mikir gitu juga kali). Yah, pokoknya asyik lah membaca buku ini.

Oh ya, bagian yang tak kalah menarik dari buku ini adalah tips-tips meraih populartias yang (menurut dugaan saya) diambil dari Buku skaral milik Steph. Tips-tipsnya sih sederhana dan gampang banget dipraktekkan. Buat cewek-cewek (dan cowok, kalau ada) boleh banget mengikuti tips dalam buku ini. Tips-tipsnya positif kok, nggak ada satu pun tips yang mengharuskanmu berbuat culas. Percaya deh.

Mungkin saya bisa kasih contoh sedikit mengenai saran/tips menjadi populer dari buku ini. Saya ambil dari halaman 54.
Apakah rahasia popularitas? Apa yang membuat sebagian orang mudah disukai dan yang lain tidak sama sekali?
Orang-orang populer:
* Selalu tersenyum kepada semua orang.
* Menunjukkan perhatian tulus pada orang lain mendengarkan perkataan mereka.
* Ingat bahwa nama seseorang adalah kata termanis dan terpenting bagi mereka! Orang-orang populer selalu memanggil orang lain dengan nama.
* Adalah pendengar yang baik dan membuat orang lain membicarakan diri mereka.
* Membuat orang yang mereka ajak bicara merasa berarti—dan tulus melakukannya. Orang-orang populer selalu membicarakan DIRIMU, bukan diri mereka sendiri.

Sayangnya buku ini minim konflik. Sepertinya Meg Cabot memang sengaja membuat kisah ini jauh lebih ringan, tapi bagi saya malah jadi terkesan datar-datar saja. Saya pasti bakal ngasih 5 bintang kalau konflik dalam buku ini dipertajam *pecintakonflik*. 

Gimana, siap untuk jadi populer? Baca saja buku ini.

Oh, tapi sebelum kamu jadi populer, mungkin kamu perlu ingat beberapa wejangan dari orang-orang terkena (yang juga saya kutip dari buku ini):

“Popularitas adalah hal termudah untuk diraih, namun paling sulit dipertahankan.”
—Will Rogers

“Hindarilah popularitas jika kau menginginkan kedamaian.”
—Abraham Lincoln

Selamat meraih popularitas! :)

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top