Penulis: Junanto Herdiawan
Penerbit: B first, Maret 2013
Tebal: x + 166 hlm.
ISBN: 9786028864749
Rating: 3,5/5
Sinopsis:
Demam Korea benar-benar mewabah. Tapi jangan salah, di Korea, Anda tidak hanya bisa menjumpai kimchi yang membangkitkan selera, tetapi juga lokasi syuting drama Korea yang menguras air mata, bahkan salon kecantikan yang bisa menyulap para perempuan seperti barbie Asia.Korea mampu mengajak Anda untuk terkaget-kaget tanpa henti. Cuma Korea yang bisa membuat Anda merasakan:• Makan ayam yang hitam hingga ke tulang• Ditangkap patroli gara-gara belajar lewat dari jam 10 malam• Blusukan ala Gangnam Style• Ikut tur yang mengancam nyawa• Bertemu dengan putri duyung di JejuPenasaran kan? Selamat datang di dunia penuh kejutan ala Korea.
Judul bukunya provokatif ya? Saya pikir isinya akan benar-benar bikin syok. Ternyata tidak juga. Tadinya tulisan-tulisan dalam buku ini hanya berupa catatan-catatan harian penulis saat mengunjungi Korea untuk urusan pekerjaan. Hal-hal yang dianggapnya menarik atau unik, selain ditulis pada catatan harian, juga di-posting di blog publik seperti Kompasiana. Bagi yang awam tentang hal-hal yang berbau Korea Selatan (seperti saya), cerita-cerita dalam buku ini saya pikir cukup bermanfaat. Siapa tahu saya dikasih rezeki sehingga dapat mengunjungi negara itu suatu saat nanti. Hehe.
Buku ini dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan tema yang ingin disampaikan penulis, di mana setiap tema terdiri dari beberapa cerita. Bagian pertama, Yummy... Yummy..., membahas kuliner Korea. Penulis membagi hal-hal yang ditemuinya terkait kuliner di Korea. Salah satu jenis makanan yang dibahas adalah Kimchi, menu wajib bagi masyarakat Korea. Bagi yang belum tahu apa itu Kimchi, Kimchi terbuat dari sawi putih yang difermentasi, kemudian diberi bubuk cabe merah. Deskripsinya sih begitu doang, saya tidak mengerti enaknya di bagian mana. Belum pernah nyoba soalnya, hehe. Yang jelas Kimchi ini wajib banget ada di meja makan. Orang Korea tidak bisa makan kalo tidak ada Kimchi. Bahkan, Kimchi memegang peranan penting dalam perekonomian Korea Selatan. Krisis Kimchi bisa berdampak pada krisi ekonomi loh. Selain Kimchi, penulis juga membahas tentang Banchan, lalu jajanan kaki lima di Korea, budaya minum kopi di kalangan orang muda Korea, juga tentang ayam hitam, atau di Indonesia khususnya pulau Jawa disebut ayam cemani, lantaran warnanya hitam sebadan-badan. Di Indonesia sih, ayam kayak gini biasanya dipake buat sesajen. Tapi ternyata di Korea justru dijadikan hidangan yang sangat lezat. Ayam hitam juga bagus untuk kesehatan loh. Jadi pengen nyobain. :P
Bagian kedua, Koreasiana, membahas kehidupan di Korea secara umum. Mulai dari gaya hidup, pendidikan, etika makan, hingga alat transportasi cepat yang pernah dicoba penulis. Salah satu bagian yang menarik adalah tentang pendidikan di Korea. Ternyata standar pendidikan di Korea tinggi banget. Sebagian besar waktu para pelajar Korea dihabiskan dengan belajar. Sampai-sampai ada aturan pemerintah yang membatasi jam belajar siswa Korea karena tingkat depresi pelajar sudah mencapai tahap yang memprihatikan. Bila kedapatan siswa yang masih belajar di atas jam 10 malam, akan disuruh berhenti! Ini berbanding terbalik dengan kita di Indonesia ya? Disuruh berhenti belajar? Ayoook! Hahaha. Pada bagian ini pula kita dapat mengetahui seberapa pesat kemajuan Korea. Untuk urusan bekerja keras, masyarakat Korea memang juara.
Bagian ketiga, Jalan-Jalan. Dari judulnya, sudah pasti bahwa penulis ingin berbagi hal-hal unik yang berhubungan dengan daerah wisata Korea. Saya suka cerita yang berjudul Tur Yang Mengancam Nyawa, penulis berbagi kisah tentang pengalamannya mengunjungi daerah perbatasan Korea Utara dan Korea selatan, di mana pada bagian wilayah perbatasan yang aman, dijadikan objek wisata oleh pemerintah Korsel. Pada bagian ini juga diceritakan tentang sejarah singkat perselisihan antara Korut dan Korsel, yang berujung pada diharuskannya pemuda-pemuda Korsel untuk menjalani wajib militer. Cerita yang diberi judul Indonesian Wave di Busan, membuat saya sebagai warga negara Indonesia merasa malu sendiri. Bagaimana tidak? Bila di sini kalangan abege terbius oleh budaya K-Pop, di Korea sana justru ada penduduk aslinya yang dengan penuh semangat memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat setempat, dikarenakan rasa cinta beliau terhadap budaya Indonesia. Ironis ya?
Bagian terakhir adalah Korean Wave. Bicara soal Korean Wave, suka nggak suka, kita harus mengakui bahwa budaya K-Pop sudah menginvasi banyak negara, salah satunya ya, Indonesia. Nah, bila penulis berkata bahwa ia tak begitu berminat pada drama dan musik Korea, namun ia dengan senang hati mengaku menyukai dunia literasi Korea. Penulis suka loh sama K-Novel. Pada awal booming Korean Wave, musik, film, dan drama Korea pasti bisa ditemui di mana-mana. Tapi novel? Jarang. Baru akhir-akhir ini saja K-Novel mulai marak dipajang di toko-toko buku di Indonesia.
Bila kamu adalah seorang Korean-lover yang hardcore, kemungkinan nggak banyak hal baru yang dapat kamu temukan dalam buku ini. Tapi bagi kamu yang nubie soal Korea (termasuk saya), dan sekadar ingin tahu tentang kebudayaannya (baik tradisional maupun modern), buku ini boleh dijadikan pilihan. Menariknya, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi penulis, sehingga terasa lebih personal (rasanya mirip dengan membaca The Naked Traveler. Iya lah, penerbitnya sama ini). Gaya bahasanya juga enak diikuti. Menurut saya pribadi sih, buku ini terlalu tipis, sehingga bisa dihabiskan dalam dua kali sesi keramat bersama toilet duduk (ha ha ha), namun tidak mengurangi kenikmatan membaca buku ini. Lumayan buat nambah-nambah pengetahuan. Boleh lah dapat 3,5 bintang.
Buku ini dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan tema yang ingin disampaikan penulis, di mana setiap tema terdiri dari beberapa cerita. Bagian pertama, Yummy... Yummy..., membahas kuliner Korea. Penulis membagi hal-hal yang ditemuinya terkait kuliner di Korea. Salah satu jenis makanan yang dibahas adalah Kimchi, menu wajib bagi masyarakat Korea. Bagi yang belum tahu apa itu Kimchi, Kimchi terbuat dari sawi putih yang difermentasi, kemudian diberi bubuk cabe merah. Deskripsinya sih begitu doang, saya tidak mengerti enaknya di bagian mana. Belum pernah nyoba soalnya, hehe. Yang jelas Kimchi ini wajib banget ada di meja makan. Orang Korea tidak bisa makan kalo tidak ada Kimchi. Bahkan, Kimchi memegang peranan penting dalam perekonomian Korea Selatan. Krisis Kimchi bisa berdampak pada krisi ekonomi loh. Selain Kimchi, penulis juga membahas tentang Banchan, lalu jajanan kaki lima di Korea, budaya minum kopi di kalangan orang muda Korea, juga tentang ayam hitam, atau di Indonesia khususnya pulau Jawa disebut ayam cemani, lantaran warnanya hitam sebadan-badan. Di Indonesia sih, ayam kayak gini biasanya dipake buat sesajen. Tapi ternyata di Korea justru dijadikan hidangan yang sangat lezat. Ayam hitam juga bagus untuk kesehatan loh. Jadi pengen nyobain. :P
Bagian kedua, Koreasiana, membahas kehidupan di Korea secara umum. Mulai dari gaya hidup, pendidikan, etika makan, hingga alat transportasi cepat yang pernah dicoba penulis. Salah satu bagian yang menarik adalah tentang pendidikan di Korea. Ternyata standar pendidikan di Korea tinggi banget. Sebagian besar waktu para pelajar Korea dihabiskan dengan belajar. Sampai-sampai ada aturan pemerintah yang membatasi jam belajar siswa Korea karena tingkat depresi pelajar sudah mencapai tahap yang memprihatikan. Bila kedapatan siswa yang masih belajar di atas jam 10 malam, akan disuruh berhenti! Ini berbanding terbalik dengan kita di Indonesia ya? Disuruh berhenti belajar? Ayoook! Hahaha. Pada bagian ini pula kita dapat mengetahui seberapa pesat kemajuan Korea. Untuk urusan bekerja keras, masyarakat Korea memang juara.
Bagian ketiga, Jalan-Jalan. Dari judulnya, sudah pasti bahwa penulis ingin berbagi hal-hal unik yang berhubungan dengan daerah wisata Korea. Saya suka cerita yang berjudul Tur Yang Mengancam Nyawa, penulis berbagi kisah tentang pengalamannya mengunjungi daerah perbatasan Korea Utara dan Korea selatan, di mana pada bagian wilayah perbatasan yang aman, dijadikan objek wisata oleh pemerintah Korsel. Pada bagian ini juga diceritakan tentang sejarah singkat perselisihan antara Korut dan Korsel, yang berujung pada diharuskannya pemuda-pemuda Korsel untuk menjalani wajib militer. Cerita yang diberi judul Indonesian Wave di Busan, membuat saya sebagai warga negara Indonesia merasa malu sendiri. Bagaimana tidak? Bila di sini kalangan abege terbius oleh budaya K-Pop, di Korea sana justru ada penduduk aslinya yang dengan penuh semangat memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat setempat, dikarenakan rasa cinta beliau terhadap budaya Indonesia. Ironis ya?
Bagian terakhir adalah Korean Wave. Bicara soal Korean Wave, suka nggak suka, kita harus mengakui bahwa budaya K-Pop sudah menginvasi banyak negara, salah satunya ya, Indonesia. Nah, bila penulis berkata bahwa ia tak begitu berminat pada drama dan musik Korea, namun ia dengan senang hati mengaku menyukai dunia literasi Korea. Penulis suka loh sama K-Novel. Pada awal booming Korean Wave, musik, film, dan drama Korea pasti bisa ditemui di mana-mana. Tapi novel? Jarang. Baru akhir-akhir ini saja K-Novel mulai marak dipajang di toko-toko buku di Indonesia.
Bila kamu adalah seorang Korean-lover yang hardcore, kemungkinan nggak banyak hal baru yang dapat kamu temukan dalam buku ini. Tapi bagi kamu yang nubie soal Korea (termasuk saya), dan sekadar ingin tahu tentang kebudayaannya (baik tradisional maupun modern), buku ini boleh dijadikan pilihan. Menariknya, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi penulis, sehingga terasa lebih personal (rasanya mirip dengan membaca The Naked Traveler. Iya lah, penerbitnya sama ini). Gaya bahasanya juga enak diikuti. Menurut saya pribadi sih, buku ini terlalu tipis, sehingga bisa dihabiskan dalam dua kali sesi keramat bersama toilet duduk (ha ha ha), namun tidak mengurangi kenikmatan membaca buku ini. Lumayan buat nambah-nambah pengetahuan. Boleh lah dapat 3,5 bintang.
***
kepingin ke Kroya juga, eh ke Korea maksudnya :)
BalasHapushaha, kroya mah deket aja mas. amiin. mudah2an bisa jalan2 ke sana. eh btw, hasil dari baca-baca dari kaskus, korea memang enak buat dijadikan tujuan wisata, tapi kalau menetap, mending enggak deh.
HapusArnavutköy Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusAvcılar Yangın Söndürme Tüpü |
Ataşehir Yangın Söndürme Tüpü |
Bağcılar Yangın Söndürme Tüpü |
Bahçelievler Yangın Söndürme Tüpü |
Şile Yangın Söndürme Tüpü |
Kağıthane Yangın Söndürme Tüpü |
Eyüp Yangın Söndürme Tüpü |
Nişantaşı Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusSancaktepe Yangın Söndürme Tüpü |
Sultangazi Yangın Söndürme Tüpü |
Bebek Yangın Söndürme Tüpü |
Bakırköy Yangın Söndürme Tüpü |
Bayrampaşa Yangın Söndürme Tüpü |
Başakşehir Yangın Söndürme Tüpü |
Beşiktaş Yangın Söndürme Tüpü |
Küçükçekmece Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusTuzla Yangın Söndürme Tüpü |
Güngören Yangın Söndürme Tüpü |
Sultanbeyli Yangın Söndürme Tüpü |
Ümraniye Yangın Söndürme Tüpü |
Üsküdar Yangın Söndürme Tüpü |
İstanbul Yangın Söndürme Tüpü |
Çatalca Yangın Söndürme Tüpü |
Levent Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusBüyükçekmece Yangın Tüpü |
Silivri Yangın Söndürme Tüpü |
Anadolu Yakası Yangın Söndürme Tüpü |
İst Yangın Söndürücü |
Taksim Yangın Söndürme Tüpü |
Beylikdüzü Yangın Söndürme Tüpü |
Beyoğlu Yangın Söndürme Tüpü |
Adana Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusAntalya Yangın Söndürme Tüpü |
Aydın Yangın Söndürme Tüpü |
Bolu Yangın Söndürme Tüpü |
Çanakkkale Yangın Söndürme Tüpü |
Denizli Yangın Söndürme Tüpü |
Diyarbakır Yangın Söndürme Tüpü |
Erzurum Yangın Söndürme Tüpü |
Eskişehir Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusGaziantep Yangın Söndürme Tüpü |
Iğdır Yangın Söndürme Tüpü |
İzmit Yangın Söndürme Tüpü |
Kayseri Yangın Söndürme Tüpü |
Konya Yangın Söndürme Tüpü |
Malatya Yangın Söndürme Tüpü |
Manisa Yangın Söndürme Tüpü |
Mersin Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusMuğla Yangın Söndürme Tüpü |
Rize Yangın Söndürme Tüpü |
Samsun Yangın Söndürme Tüpü |
Sivas Yangın Söndürme Tüpü |
Trabzon Yangın Söndürme Tüpü |
Urfa Yangın Söndürme Tüpü |
Yalova Yangın Söndürme Tüpü |
Balıkesir Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusBartın Yangın Söndürme Tüpü |
Batman Yangın Söndürme Tüpü |
Bayburt Yangın Söndürme Tüpü |
Bilecik Yangın Söndürme Tüpü |
Bingöl Yangın Söndürme Tüpü |
Bitlis Yangın Söndürme Tüpü |
Burdur Yangın Söndürme Tüpü |
Çankırı Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusÇorum Yangın Söndürme Tüpü |
Düzce Yangın Söndürme Tüpü |
Edirne Yangın Söndürme Tüpü |
Elazığ Yangın Söndürme Tüpü |
Erzincan Yangın Söndürme Tüpü |
Giresun Yangın Söndürme Tüpü |
Gümüşhane Yangın Söndürme Tüpü |
Hakkâri Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusHatay Yangın Söndürme Tüpü |
Isparta Yangın Söndürme Tüpü |
Maraş Yangın Söndürme Tüpü |
Karabük Yangın Söndürme Tüpü |
Karaman Yangın Söndürme Tüpü |
Kars Yangın Söndürme Tüpü |
Kastamonu Yangın Söndürme Tüpü |
Kilis Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusKırıkkale Yangın Söndürme Tüpü |
Kırklareli Yangın Söndürme Tüpü |
Kırşehir Yangın Söndürme Tüpü |
Kocaeli Yangın Söndürme Tüpü |
Kütahya Yangın Söndürme Tüpü |
Mardin Yangın Söndürme Tüpü |
Muş Yangın Söndürme Tüpü |
Tokat Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusTunceli Yangın Söndürme Tüpü |
Uşak Yangın Söndürme Tüpü |
Yozgat Yangın Söndürme Tüpü |
Zonguldak Yangın Söndürme Tüpü |
Ankara Yangın Söndürme Tüpü |
Bursa Yangın Söndürme Tüpü |
İstanbul Yangın Söndürme Tüpü |
İzmir Yangın Söndürme Tüpü |
BalasHapusYangın Tüpü |
Van Yangın Söndürme Tüpü |
Konaklı Motor Bisiklet |
İller |
Blog |
|Ankara Yangın Tüpü |
BalasHapus|Bursa Yangın Tüpü |
|Antalya Yangın Tüpü |
|Adana Yangın Tüpü |
|Antep Yangın Tüpü |
|Denizli Yangın Tüpü |
|Eskişehir Yangın Tüpü |
BalasHapus|İstanbul Yangın Tüpü |
|İzmir Yangın Tüpü |
|Kayseri Yangın Tüpü |
|Konya Yangın Tüpü |
İzmit Yangın Tüpü |
BalasHapusTunceli Yangın Tüpü |
Adıyaman Yangın Tüpü |
Afyon Yangın Tüpü |
Ağrı Yangın Tüpü |
Aksaray Yangın Tüpü |
Amasya Yangın Tüpü |
Ardahan Yangın Tüpü |
Artvin Yangın Tüpü |
BalasHapusAydın Yangın Tüpü |
Balıkesir Yangın Tüpü |
Bartın Yangın Tüpü |
Batman Yangın Tüpü |
Bayburt Yangın Tüpü |
Bingöl Yangın Tüpü |
Bitlis Yangın Tüpü |
Bolu Yangın Tüpü |
BalasHapusBurdur Yangın Tüpü |
Çanakkale Yangın Tüpü |
Çankırı Yangın Tüpü |
Çorum Yangın Tüpü |
Diyarbakır Yangın Tüpü |
Düzce Yangın Tüpü |
Edirne Yangın Tüpü |
Isparta Yangın Tüpü |
BalasHapusİstanbul Yangın Tüpü |
Kocaeli Yangın Tüpü |
Maraş Yangın Tüpü |
Karaman Yangın Tüpü |
Kars Yangın Tüpü |
Kilis Yangın Tüpü |
Kırıkkale Yangın Tüpü |
Nevşehir Yangın Tüpü |
BalasHapusNiğde Yangın Tüpü |
Ordu Yangın Tüpü |
Osmaniye Yangın Tüpü |
Rize Yangın Tüpü |
Sakarya Yangın Tüpü |
Samsun Yangın Tüpü |
Siirt Yangın Tüpü |
Sinop Yangın Tüpü |
BalasHapusŞırnak Yangın Tüpü |
Sivas Yangın Tüpü |
Tekirdağ Yangın Tüpü |
Bilecik Yangın Tüpü |
Karabük Yangın Tüpü |
Tokat Yangın Tüpü |
Trabzon Yangın Tüpü |
Urfa Yangın Tüpü |
BalasHapusUşak Yangın Tüpü |
Van Yangın Tüpü |
Yozgat Yangın Tüpü |
Yalova Yangın Tüpü |
Zonguldak Yangın Tüpü |
Erotic Massage Kiev |
BalasHapus