20 Mei 2013

Airhead (Otak Udang) by Meg Cabot

Judul Buku: Airhead (Otak Udang)
Seri: Airhead #1
Penulis: Meg Cabot
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2010
Tebal: 352 halaman
ISBN: 9789792264340
Harga: Rp. 45.000,-
Rate: 4/5

My reviews for Airhead Trilogy by Meg Cabot:
1. Airhead (Otak Udang)
2. Being Nikki (Menjadi Nikki)
3. Runaway (Kabur)
~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~-~
Airhead berkisah tentang Emerson Watts, seorang gamer perempuan, geeky, berotak cerdas, dan seorang feminis sejati. Baginya penampilan tidaklah penting. Ia dan sobatnya, Christopher, suka menertawakan murid-murid populer berotak kosong di sekolahnya yang hanya mementingkan penampilan dan popularitas (Em dan Christopher menyebut mereka golongan Mayat Hidup). Em dan Christopher sudah bersahabat cukup lama, sering main Journeyquest bareng, nonton film bareng, dan segala hal yang dilakukan sahabat pada umumnya. Hanya saja, Chirstopher tidak tahu kalau Em diam-diam menyukai Christopher lebih dari sekadar sahabat.

Suatu hari, Frida, adik Em (yang bertolak belakang dengan Em, bila Em tidak peduli dengan penampilan dan popularitas, maka Frida justru mati-matian ingin selalu tampil cantik) memohon-mohon kepada ibu mereka agar diizinkan pergi ke acara pembukaan Stark Megastore, sebab di sana ada Gabriel Luna, seorang penyanyi dan penulis lagu beken dari Inggris yang tengah digandrungi cewek-cewek. Ibu mereka hanya akan mengizinkan Frida pergi bila dalam pengawasan kakaknya, Em. Frida yang malu bila terlihat bersama-sama dengan Em yang “culun” hanya bisa merengut dan membiarkan kakaknya mengawasinya, demi diizinkan pergi melihat Gabriel Luna. Christopher juga ikut menemani Em dan Frida.

Di Stark Megastore inilah, kemalangan menimpa Em. Saat sedang menemani Frida mengantri untuk mendapatkan tanda tangan Gabriel Luna, Nikki Howard, supermodel remaja terkenal yang menjadi duta Stark Enterprise memasuki ruangan dan orang-orang langsung heboh. Salah satu pengunjuk rasa yang tidak setuju dibukanya Stark Megastore menembakkan peluru cat ke salah satu TV plasma yang tergantung di langit-langit, sehingga TV tersebut jatuh dan hendak menghantam kepala Frida. Di saat-saat terakhir, Em yang menyaksikan peristiwa tersebut bertindak cepat demi menyelamatkan adiknya... dan dirinyalah yang kejatuhan TV plasma berukuran besar.

Cinta banget sama cover versi ini! >.<
Saat bangun dari koma sebulan kemudian, Em mendapati bahwa dirinya bukan lagi Em. Pikirannya masih sama, tapi wajah, suara, dan seluruh tubuhnya adalah tubuh supermodel terkenal yang tidak lain adalah Nikki Howard. Apa yang sebenarnya telah terjadi? Dapatkah Em menyesuaikan diri dengan tubuh barunya serta melakukan segala kewajiban yang tertuang alam kontrak rahasia dengan Stark Enterprise? Belum lagi ia harus berhadapan dengan Brandon Stark, pacar Nikki yang juga putra Robert Stark, sang pemilik Stark Enterprise yang sangat berkuasa. Oke, sebaiknya saya harus berhenti sampai di sini saja, kalian harus baca sendiri bukunya biar seru.

Saya selalu suka gaya Meg Cabot bercerita, termasuk dalam Airhead. Banyak sekali unsur humor di dalamnya, terutama tentang tanggapan-tanggapan sarkastik Em dan Christoper terhadap golongan Mayat Hidup. Kali ini, Meg Cabot menggabungkan dunia modelling dengan sedikit fiksi ilmiah (pada bagian yang berhubungan dengan transplantasi otak). Sebenarnya saya lebih mudah menerima kisah tentang transfer roh dan semacamnya (yang berbau fantasi). Karena, sepengetahuan saya, sampai saat ini saya belum pernah sekalipun mendengar tentang keberhasilan transplantasi otak di dunia kedokteran. Tapi okelah, dengan menganggap buku ini semi fiksi ilmiah (tentang transplantasi otak) maka saya lebih mudah menikmati kisah ini.

Tokoh Em sangat mudah untuk disukai. Saya yang seorang gamer ini jelas tertarik pada tokoh perempuan yang juga gamer, apalagi terhadap cara pandang Em yang tidak bisa. Meski Em sepintas terlihat tidak akrab dengan adiknya, tapi kenyataannya ia sangat menyanyangi adiknya itu, bahkan rela melindungi adiknya walau dengan taruhan nyawa. Saya juga menikmati perkembangan karakter Em. Dalam tubuh Nikki yang cantik dan sempurna, ia belajar bahwa ternyata menjalani hidup sebagai seorang model tidaklah mudah. Repot, harus banyak perawatan mulai muka, rambut, kuku, dan sebagainya. Juga, Em sadar, menjadi model mirip dengan barakting. Ia harus selalu terlihat ceria walau kenyatannya ia merasa tidak nyaman dengan busana yang kelewat mini, sepatu hak tinggi, serta berbagai pose sulit yang diarahkan oleh art director saat pemotretan.

Karakter lain yang—di luar dugaan—cukup menarik adalah Lulu, sahabat Nikki (kemudian menjadi sahabat Em). Awalnya Em menyangka Lulu adalah karakter menyebalkan, tak jauh berbeda dengan Nikki, yang selama ini hanya diketahuinya dari majalah-majalah milik Frida yang dibacanya saat sedang tidak ada kerjaan. Saya pun tadinya mengira demikian, maksud saya, bahwa Lulu adalah karakter sidekick yang annonying. Tapi semakin saya membaca kisah ini, semakin saya menyukai tokoh Lulu. Sementara karakter-karakter cowoknya: Christopher—saya tidak yakin cukup menyukai karakter ini atau tidak. Ia digambarkan sebagai pemuda yang cuek, geek, tapi juga keren (menurut Em). Gabriel Luna—walau disebutkan cukup tampan, ralat: sangat tampan, tapi saya belum melihat ia memiliki peran yang cukup penting dalam cerita. Seolah hanya tempelan saja, agar buku ini punya karakter cowok yang ‘benar-benar’ cakep. Kemudian Brandon Stark—tipikal anak orang kaya yang selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Terlalu biasa.

Lewat kisah Airhead, pesan moral yang dapat saya tangkap adalah: don’t judge people. Apalagi jika kita belum mengenal orang tersebut. Em yang selama ini menganggap orang-orang cantik biasanya berotak udang (airhead), kini marasakan bagaimana rasanya jadi Nikki yang selalu di-judge setiap saat, sampai-sampai ia ingin sekali berteriak, "Aku bukan Nikki! Aku tidak seperti itu!" Ironic much?

Saran dari saya,  bila kamu ingin membaca buku ini, sebaiknya kamu sudah punya buku kedua (ketiga sekalian), karena ending buku pertama ini sangat menggantung dan membuat penasaran.

5 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top