29 Apr 2013

Perfect Match (Pasangan Sempurna) by Jodi Picoult

Judul: Perfect Match (Pasangan Sempurna)
Penulis: Jodi Picoult
Penerjemah: Julanda Tantani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010
Tebal: 504 hlm.
ISBN: 9789792257687
Rating: 4/5

Sinopsis:
Nina Frost, pengacara untuk anak-anak yang dianiaya. Bekerja keras memastikan sistem hukum yang memiliki banyak lubang bisa menahan para pelaku kejahatan di belakang terali. Tapi ketika anak laki-lakinya yang berusia lima tahun, Nathaniel, mengalami trauma karena penganiayaan seksual, Nina dan suaminya, Caleb--seorang pengrajin batu yang tenang dan praktis--hancur, tercabik-cabik dalam amarah dan keputusasaan di hadapan sistem pengadilan yang menggelikan, sesuatu yang Nina kenal dengan baik. Dengan mudahnya kejujuran dan pembelaan absolut Nina dijungkirbalikkan, dan dengan membabi buta dia mencari sendiri keadilan bagi anaknya--apa pun konsekuensinya, apa pun pengorbanannya.

Aku pernah bertemu para penganiaya anak-anak. Mereka tidak mengenakan tanda, merek, atau tato yang menunjukkan perbuatan mereka. Semuanya tersembunyi di balik senyum kebapakan yang ramah; tersimpan di belakang kemeja yang terkancing rapi. Mereka tampak seperti kebanyakan dari kita, dan justru itulah yang sangat menakutkan—mengetahui monster-monster itu bergerak di antara kita, dan kita tak bisa mengenali mereka. (hlm 105)

Buku ini saya pilih untuk baca bareng BBI bulan April 2013 yang salah satu temanya adalah tentang perempuan, atau buku-buku yang ditulis oleh perempuan. Saya rasa Jodi Picoult adalah pilihan yang tepat untuk mewakili penulis perempuan, oleh sebab tulisannya yang kuat, dengan karakter-karakter yang amat berkesan. Pengalaman saya dengan karyanya yang berjudul My Sister’s Keeper masih meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya.

Perfect Match masih mengangkat tema tentang keluarga, terutama tentang kasih seorang ibu kepada anaknya. Apa yang akan dilakukan seorang ibu bila anak laki-laki berusia lima tahun yang amat dikasihinya ternyata dilecehkan secara seksual oleh seorang pastur? Apalagi ternyata pelaku sudah bisa dipastikan bebas sebab anak yang menjadi korban dianggap tak mampu (atau mengutip istilah dalam buku ini: “tidak berkompeten”) untuk memberikan kesaksian. Sebagai ibu, tentu rasa sakitnya sungguh tak terbayangkan. Membayangkan pelaku bebas begitu saja dan melenggang kembali ke masyarakat saja sudah cukup membuat murka. Apalagi membayangkan pelaku kemungkinan besar akan melakukan tindakan tak bermoralnya pada anak-anak lain, calon-calon korban yang tak berdosa. Kalaupun dihukum, biasanya hukuman yang diterima para pelaku terbilang ringan, sementara anak yang menjadi korban mengalami trauma, dan butuh terapi bertahun-tahun (waktunya lebih lama dibanding hukuman kurungan yang diterima oleh pelaku), sebelum akhirnya bisa dinyatakan sembuh.

Maka tidak heran, Nina Frost, yang sehari-hari bekerja sebagai seorang jaksa mendadak kehilangan akal dan melakukan hal yang menurutnya harus ia lakukan demi anaknya laki-lakinya: menembak mati sang pastur. Tak tanggung-tanggung, Nina menembak mati pastur bejat tersebut di ruang sidang, saat pelaku hendak disidang atas kejahatan yang dilakukannya. Menariknya, Nina sebenarnya tidak segila seperti yang ditunjukkannya kepada semua orang di ruang sidang. Wanita itu telah merencakan semuanya, sehingga seolah-olah terlihat seperti tindakan seorang ibu yang mendadak gila. Kini, Nina harus bekerja sama dengan pengacara pembela yang selama ini dibencinya; seorang pengacara yang selalu membuat penjahat yang seharusnya mendapatkan ganjaran justru melenggang bebas. Akankah Nina berhasil mengelak dari hukum yang selama ini dijunjungnya?

Perfect Match mengajak pembaca merenungkan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita yang kerap kita abaikan. Coba ingat, seberapa sering kita melihat berita tentang kekerasan seksual terhadap anak-anak? Apa reaksi kita terhadap berita tersebut? Awalnya mungkin kita akan merasa simpati kemudian mengutuk sang pelaku. Akan tetapi, berita tersebut tak akan bertahan lama dalam ingatan sebab langsung digantikan oleh berita lain atau tayangan tv lain yang jauh lebih menarik. Membaca buku ini, kita akan lebih memahami bagaimana perasaan korban dan keluarga korban. Tak hanya sang anak yang ‘dirusak’, tapi juga sebuah keluarga. Demi memberi efek yang kuat bagi cerita, Jodi Picoult sengaja memilih seorang jaksa sebagai tokoh utama. Tak sembarang jaksa, tapi jaksa yang kerap berhubungan dengan kasus-kasus pelecehan terhadap anak. Nina Frost-lah yang selama ini berusaha menyeret para pelaku ke pengadilan, di saat yang sama, ia berusaha menghibur orang tua korban. Tapi alangkah berbedanya saat dirinya sendiri yang menjadi korban. Kata-kata penghiburan yang selama ini ia ucapkan terasa asing saat diucapkan oleh orang lain padanya. Kini ia tahu, bahwa kata-kata penghiburan sehebat apapun tak akan bisa nyembuhkan luka hatinya sebagai ibu yang merasa gagal melindungi anaknya. Hukuman seberat apapun tak akan pernah cukup bagi orang yang sudah melecehkan putra kecilnya.

Menulis dari sudut pandang banyak tokoh merupakan keahlian Jodi Picoult. Ia mampu berperan sekaligus menjiwai tokoh-tokoh yang ditulisnya. Untuk tokoh Nina, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga pembaca dapat merasakan semua yang dialami oleh tokoh utama. Sebentara tokoh-tokoh yang lain, seperti sang anak, suami, atau rekan kerja Nina, Jodi Picoult menulisnya dari sudut pandang orang ketiga. Awalnya saya sempat kebingungan dengan pergantian sudut pandang cerita. Saya memang termasuk pembaca yang kurang begitu mampu menikmati cerita dari berbagai sudut pandang sehingga saya cukup menyayangkan hal tersebut saat mulai membaca buku ini. Namun pilihan penulis menggunakan banyak sudut pandang memang sangat tepat untuk kisah-kisah seperti ini, maksud saya, kisah-kisah yang berhubungan dengan moral dan etika (seperti umumnya novel-novel Jodi Picoult yang lain), sehingga pembaca dapat mengamati berbagai reaksi dan efek yang ditimbulkan dari suatu peristiwa/konflik. Dan pada akhirnya, pembaca sendirilah yang harus menentukan sikap: “Apa yang akan saya lakukan bila berada dalam kondisi seperti itu? Apa yang akan saya lakukan bila melihat orang lain dalam kondisi yang sama?”

Tak diragukan lagi, Jodi Picoult memang penulis yang brilian untuk tema-tema yang berhubungan dengan keluarga, sosial, hukum, dan (bisa jadi) medis. Perfect Match adalah bacaan yang tidak ringan, akan tetapi sangat ‘bergizi’. Buku ini cocok dibaca bagi pembaca yang benar-benar menyukai tema yang saya sebutkan di atas.

Tentang Pengarang:
Jodi Picoult (sumber)
Jodi Picoult lahir pada tahun 1966 dan sejak remaja sudah bercita-cita menjadi penulis. Ia menerima gelar A.B jurusan creative writing dari Princeton University dan gelar master bidang pendidikan dari Harvard University.

Pada tahun 2003. Jodi Picoukt menerima penghargaan New England Book Award untuk karya fiksi. Sampai tahun 2007 sudah 15 novel yang diterbitkannya dan kebanyakan novelnya membahas tentang keluarga, hubungan pribadi, dan cinta. Saat ini Jodi Picoult tinggal di New Hampshire bersama suami dan ketiga anaknya. (sumber)


Catatan: Review ini untuk reading event dan reading challenge berikut:
1. Baca Bareng BBI April 2013, Tema: Perempuan / Penulis Perempuan
2. Read Big Challenge (Feb 2013 s/d Jan 2014)

My reviews for Jodi Picoult's books:
1. My Sister's Keeper (Penyelamat Kakakku)
2. Perfect Match (Pasangan Sempurna)

27 komentar:

  1. wah belum baca baru MSK aja XD bukunya udah gak keliatan lagi di toko buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah dicek di toko buku onlen belum, Kang?

      Hapus
  2. pilihan bacaannya samaan kang opan :D ini salah satu karya jodi picoult yang 'lumayan-menarik' dari bacaanku sebelumnya, mungkin karena tema serta alur kisahnya lebih kompleks. jadi penasaran buat baca karya-karya lainnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesimpulan saya setelah membaca dua buku Jodi Picoult: menguras emosi. :))

      Hapus
  3. Ok, kayaknya buku ini masuk deh di wishlistku setelah baca review vaan dan mba maria :) soalnya selama ini belum nemu buku picoult yang beneran aku suka. masih mencari2..maybe this one is the answer :)

    BalasHapus
  4. Jodi Picoult membuat saya suka sejak MSK, dan saya memutuskan mengoleksi semua tejemahan novelnya (via Gramedia). Sayangnya terjemahannya berhenti di Perfect Match ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. My Sister's Keeper nyesek banget endingnya. Lebih suka ending versi film. >.<

      Hapus
  5. "Kesimpulan saya setelah membaca dua buku Jodi Picoult: menguras emosi. :))"

    Nah itu dia persisnya novel Picoult menurut saya. Terlalu menguras emosi, terlalu "heavy". Aku sukanya yg ringan-ringan dan kacrut-kacrut aja soalnya :))
    Tapi diakui sih, saat berada di mood yang pas (mood semacam sedang kepengen iris nadi misalnya),baca Picoult itu cocok banget. Jadi pengen iris nadi beneran X)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakak. jangan sampe coba iris nadi beneran ya. situ kan orangnya suka penasaran. (efek baca posting nyobain rasa baygon). XD

      Hapus
  6. Ah, kayaknya kudu baca deh, belum pernah baca karya Jodi Picoult sebelumnya

    BalasHapus
  7. Kalo mo mulai baca Jodi Picoult, kayaknya pilih yg tipis dulu deh. Kalo sampe 500 halaman, n bikin bunuh diri kayak yang dibilang bu dokter, ngga deh hehe

    BalasHapus
  8. ketiga kalinya baca review Jodi Picoult. Seriusan, langsung nyari buku ini deh... ._.

    BalasHapus
  9. Aku lagi baca buku ini. Sadomasochist banget ya?
    Langsung melukin anak. Bener kata bu dokter, menguras emosi. Baru 30an halaman udah bikin aku gemetar.

    Btw ada event baca Jodi Picoult siapa tau tertarik:

    http://rachaelc94.blogspot.com/p/blog-page.html

    Aku juga kesulitan cari novel Jodi yang lama di Gramedia. Jadinya ngeteng dan hunting di OL shop.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe. kalo adegan SM sih nggak ada. cuma ya itu, jadi pengen meluk anak sendiri *padahal gak punya* setidaknya baca buku ini bikin makin protektif sama anak. kita gak tau siapa di luar sana yg tega ngelukain anak kita. :(

      Hapus
  10. Buku my sister keeper versi inggris ada g yaaah? Klo ada saya mau pesan. Bagaimna cara pemenasannanya

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Back to top